38. Tidak Masalah, Walau Kerisauan Melanda
Di dunia ini kita sering mendengar perkataan “tidak masalah” atau “tidak apa-apa”, pada hari ini kita akan membahasnya dari sudut pandang Ajaran Buddha Dharma. “Tidak masalah”, adalah salah satu cara untuk mengusir kerisauan, apabila Anda tidak lagi menginginkan apapun, maka apapun yang terjadi tidak akan lagi menjadi masalah, dan kerisauan Anda akan hilang. Kita harus bisa memahami segala hal dengan seksama lalu merelakannya, karena bila masih belum bisa memahami dan merelakannya, berarti Anda masih peduli. Segala hal yang ada di dunia ini terbentuk dari perpaduan faktor sebab dan kondisi (jodoh), manusia hidup di dunia ini adalah bagian dari perpaduan ini. Nidana – penyebab dan kondisi, keduanya muncul dan lenyap dengan sendirinya, sesuatu akan terlahir saat faktor “penyebab” muncul, dan akan lenyap ketika jodoh atau kondisinya sudah matang. Ini seperti ibu melahirkan kita ke dunia ini, pada saat kita semua sudah tumbuh dewasa, lalu ibu kita meninggal, bukankah ini berarti jodoh dengan ibu kita sudah tidak ada lagi (sudah hilang), maka sebenarnya ibu dan diri kita hanya memiliki satu ikatan jodoh di kehidupan ini, yang dinamakan sebagai jodoh ikatan karma (nidana). Nidana lahir dan musnah dengan sendirinya, jika ada kelahiran, maka pasti akan ada kemusnahan. Contohnya: jika pada hari ini seseorang dilahirkan ke dunia, maka dia pasti akan mati pada suatu hari nanti. Contoh lainnya: kalau hari ini Anda makan makanan basi, maka perut Anda pasti akan sakit, dan lain sebagainya. Inilah yang dikatakan, ada sebab pasti akan ada akibat.
Nidana ¬– penyebab dan kondisi, dalam Ajaran Buddha Dharma dikenal juga dengan sebutan afinitas-Dharma, faktor penyebab dan berbagai keadaan yang tercipta karenanya, sesungguhnya akan terus berlanjut sampai puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun, ini merupakan proses kesinambungan yang sangat alami. Namun proses kesinambungan yang alami sekalipun pasti akan musnah setelah beberapa ratus tahun kemudian, contohnya: seberapa dalam cintamu hari ini, baik kepada ibumu, maupun terhadap ayahmu, sampai pada suatu waktu tertentu juga akan hilang, ingatlah bahwa jodoh ikatan karma ini tercipta secara alamiah, dan tentu saja juga akan musnah dengan sendirinya, hilang secara alami. Oleh karena itu, terhadap segala hal atau segala benda, jangan memandangnya terlalu serius, dan juga jangan terlalu melekat. Di dalam pandangan seorang yang sudah tersadarkan atau mereka yang bijaksana, maka nidana tidak akan terlahir maupun lenyap, karena dia merupakan suatu proses alamiah, jadi tidak perlu diambil pusing, ketika menghadapi proses-proses alamiah ini, kita tidak perlu terlalu memusingkannya, karena mereka datang dan pergi dengan sendirinya. Dengan “membiarkan” proses nidana ini berlalu dengan sendirinya, maka sesungguhnya sudah tidak ada lagi kelahiran dan kemusnahan, karena tidak ada yang terlahir keluar, maka tidak akan ada kemusnahan, kita harus memahami konsep ini secara total. Padahal, sudah jelas ada proses kelahiran dan kematian, lalu mengapa dikatakan tidak ada kelahiran dan kemusnahan? Bukankah, tadi Master mengatakan bahwa nidana atau penyebab dan kondisi ini memiliki kelahiran dan kemusnahan? Sekarang mengapa berbalik mengatakan bahwa ia tidak bisa terlahir dan lenyap? Lahir dan musnah, jodoh, semuanya merupakan afinitas-Dharma (ketertarikan Dharma), yang tidak ada habisnya, karena ketika jodoh yang ini berakhir, maka akan muncul jodoh baru yang akan mendatanginya. Contohnya: seseorang yang sudah bercerai, dia mengira dia tidak akan menikah lagi seumur hidupnya, namun begitu ada orang yang memperkenalkan pasangan kepadanya, hatinya kembali tergerak, lalu dia mulai pacaran kembali dan menikah lagi, coba kalian katakan apakah dia memiliki kelahiran dan kemusnahan? Itulah mengapa kita harus memahaminya secara menyeluruh, sudah jelas ini menunjukkan keberadaan ketidaktahuan di dalam pikirannya, karena dia tidak mengerti, dia merasa bingung, mengapa dikatakan tidak ada habis-habisnya? Ketidaktahuan itu tidak berujung, tidak bisa tercipta juga tidak dapat dilenyapkan. Contohnya: sudah jelas seseorang bisa tua dan mati, orang yang sudah tua akan mati, namun di dalam paritta {Xin Jing} dikatakan “juga tidak akan ada lagi penuaan dan kematian”, berarti fase tua dan mati seseorang tidak akan pernah berujung. Penderitaan seorang manusia juga tidak akan ada habisnya, seseorang yang mati di kehidupan ini, akan terlahir kembali di kehidupan selanjutnya, begitu terus bereinkarnasi selamanya. Sudah jelas kerisauan itu nyata, kerisauan semua makhluk, kerisauan akan kekuatan karma, sudah jelas semuanya ini adalah kerisauan, mengapa dikatakan juga tidak ada kerisauan? Karena kalian memiliki keberanian yang luar biasa, Anda tidak mempermasalahkannya lagi. Maka sifat alami yang mendasari kerisauan ini juga akan mengalami perubahan dengan sendirinya . “Tidak masalah” yang Master bahas hari ini, mengandung pemahaman lain, yaitu semangat keberanian yang luar biasa besar, tidak lagi memiliki ketakutan apapun berarti mampu melihat melampaui terhadap segala sesuatu, melepaskan, semuanya bukan lagi masalah, lalu apa lagi yang perlu dirisaukan, jikalau kita bisa menanggapi atau memperlakukan segala sesuatu secara “tidak masalah”, maka tidak akan ada lagi kerisauan, namun ada berapa banyak orang yang dapat menanggapi atau memperlakukan segala sesuatu secara “tidak masalah”dan tidak memiliki kerisauan? Dan semuanya ini tidak memiliki sifat aslinya, berarti tidak ada sifat dasarnya, di dalam Ajaran Buddha Dharma dikenal sebagai sesuatu yang “tidak bersifat”, karena semuanya ini tidak bersifat, maka sesungguhnya mereka tidak nyata, semuanya itu kosong. Sesuatu yang tidak memiliki sifat dasar, sesungguhnya adalah tidak nyata. Jikalau sesuatu yang tidak keluar dari dalam pikiran seseorang, maka bukan merupakan hal yang berhubungan dengan sifat dasar, maka itu adalah sesuatu yang kosong.
Kerisauan bagaikan seekor laba-laba, yang merajut jaring bagi dirinya sendiri, jaring ini adalah jaring kerisauan, semakin banyak kerisauanmu, maka semakin besar jaring yang dirajut, jikalau terus membawa kerisauan ini di dalam dirimu, maka jaring yang dirajut akan semakin besar, sifat dasar yang hilang juga akan semakin banyak, oleh karena itu jangan membiarkan kerisauan sendiri, seperti laba-laba, yang merajut sebuah jaring di dalam pikiran kita. Jaring ini juga disebut sebagai jaring jodoh, karena segala kerisauan timbul karena jodoh, contohnya: ada sebagian anak yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya, anak ini membenci orang tuanya, orang tuanya juga membenci anaknya, semakin merasa benci, maka jaring yang dirajut akan semakin besar, dan jaring ini adalah jaring jodoh, anak ini tidak baik kepada orang tuanya karena jodoh di masa lalunya. Sewaktu kamu merasakan bahwa jodoh itu nyata, kamu baru akan timbul perasaan memiliki dan kehilangan. Master sering mengatakan kepada kalian bahwa hal-hal yang memiliki kelahiran dan kemusnahan tidak akan abadi di Alam Manusia, segala hal yang tidak abadi itu semuanya palsu, jodoh ini nyata dan juga palsu. Jikalau kamu tidak terus memikirkan kerisauan-kerisauan tersebut, maka kamu tidak akan memiliki kerisauan ini, bagaimana kerisauan ini muncul? Karena jika kamu terus memikirkannya, berarti kamu menempatkan kerisauan itu pada titik terpenting di dalam pikiranmu, maka akan menyebabkan lahirnya lebih banyak kerisauan-kerisauan lainnya.