23. Kembali Membahas Perbedaan Antara Kebajikan dan Jasa Kebajikan 再谈善事和功德的区别

23. Kembali Membahas Perbedaan Antara Kebajikan dan Jasa Kebajikan

Hari ini saya akan membahas tentang “jasa kebajikan – gong de”. Kita seringkali berbicara tentang “jasa kebajikan”, sebenarnya apa yang dimaksud dengan jasa kebajikan? Mengapa kebajikan dan jasa kebajikan adalah dua pengertian yang berbeda? Mengapa jasa kebajikan bisa menghapus karma buruk Anda, namun kebajikan atau perbuatan baik yang Anda lakukan tidak bisa menghapus karma buruk Anda? Mengapa melakukan satu hal yang sama, terkadang ada jasa kebajikannya, dan terkadang hanya suatu kebajikan saja?

Menyaksikan sifat kebuddhaan adalah jasa kebajikan. Pengertian sederhananya begini, jika Anda melakukan suatu kebajikan atau perbuatan baik, dengan ketulusan dari dalam hati, dan didasari dengan sifat dasar yang menaungi sifat kebuddhaan dari Buddha dan Bodhisattva untuk melakukan hal ini, maka ini adalah suatu jasa kebajikan. Anda bisa menyadari sisi kebuddhaan dari perbuatan yang Anda lakukan, atau dengan kata lain, ketika Anda melakukan perbuatan baik, Anda merasa bahwa dari kebajikan yang saya lakukan ini, saya dapat menyadarinya, saya bisa merasakannya, bahwa ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang Bodhisattva, maka ini adalah sifat kebuddhaan, jika Anda sudah menyaksikan sifat kebuddhaan itu, bukankah dengan melakukan hal ini Anda juga sudah mendapatkan balasan baik dari apa yang Anda lakukan, yaitu dengan menemukan sifat kebuddhaan itu sendiri? Jika Anda menjadi Buddha selama satu jam di dunia ini, maka segala hal yang Anda lakukan pada saat itu merupakan jasa kebajikan, jika Anda menjadi Buddha selama setengah jam di dunia ini, menyelamatkan orang lain dengan membabarkan Ajaran Buddha Dharma, maka segala hal yang saat itu Anda perbuat, semuanya adalah jasa kebajikan. Contohnya, hari ini ketika Anda menjelaskan Dharma kepada orang-orang, pada saat itu Anda merasa diri Anda seperti seorang Pu Sa (Bodhisattva) yang sedang menyelamatkan orang-orang, dari dalam hati Anda benar-benar merasa kasihan kepada orang itu, “Saya benar-benar ingin menolongnya”, maka semua ucapan yang Anda katakan kepadanya, semua hal yang Anda lakukan, semuanya ada jasa kebajikannya. Akan tetapi, jika karena dia adalah keluarga atau teman Anda, atau Anda memiliki maksud tertentu dan ingin mengambil keuntungan darinya, maka meskipun Anda sudah berusaha keras memperkenalkan Ajaran Buddha Dharma kepadanya, namun semua yang Anda lakukan hanya akan menjadi suatu kebajikan saja, tidak ada jasa kebajikannya.

Bila dilihat dari sisi sifat dasar, menyaksikan sifat kebuddhaan diri sendiri ditambah dengan menerapkannya, berarti sama dengan, apapun yang Anda lakukan di Alam Manusia ini, ketika melaksanakan tugas para Buddha dan Bodhisattva, maka semuanya akan menjadi jasa kebajikan. Ingat: seseorang yang terlahir sebagai manusia, apabila dia memiliki sifat kebuddhaan seperti Buddha dan Bodhisattva, dan sudah menyaksikan sifat kebuddhaan dari Buddha dan Bodhisattva, juga mempraktikkannya di kehidupan nyata, maka ini perwujudan dari gong – jasa.

Lalu apa itu “de” – budi? “Budi” sama dengan adil, seseorang yang memiliki pandangan yang sama rata, baru bisa memancarkan cahaya welas asih yang luar biasa besarnya. Jika tidak memiliki hati yang adil, bagaimana Anda bisa memancarkan cahaya welas asih yang besar? Bila Guan Shi Yin Pu Sa tidak memiliki hati yang adil, bagaimana Beliau bisa turun ke dunia ini untuk menyelamatkan begitu banyak makhluk? Karena Guan Shi Yin Pu Sa memiliki hati yang welas asih ini, dan juga budi yang adil, maka barulah Beliau turun untuk menyelamatkan semua makhluk. Oleh karena itu, “de” dari kata “gong de” sangat penting. Dulu Master pernah mengatakannya kepada kalian, dibangun di atas dasar apakah kesetaraan ini? Kesetaraan ini muncul sesudah kalian bereinkarnasi, dia bersifat sama rata, tidak melambangkan berapa banyak jasa dan kebajikan yang kalian lakukan di kehidupan sebelumnya. Namun makna dari kesetaraan di sini, adalah bahwa semua orang memiliki satu kesempatan yang sama untuk menekuni Ajaran Buddha Dharma, semua orang memiliki satu keistimewaan yang sama, yakni semuanya memiliki sifat kebuddhaan, berawal dari kondisi yang sama, kita memulai pembinaan diri secara sama rata, jika Anda sudah terlahir di Alam Manusia, maka Anda memiliki kesempatan yang sama untuk membina diri, setelah terlahir sebagai manusia, maka semuanya sama, karena “Semua makhluk memiliki sifat kebuddhaan”. Kesetaraan yang dikatakan oleh Pu Sa dibangun atas dasar “Semua orang sama-sama memiliki sifat kebuddhaan” ini, sifat kebuddhaan tidak ditentukan oleh berapa banyak perbuatan baik atau buruk yang dilakukan seseorang di kehidupan sebelumnya, atau terlahir di lingkungan seperti apa dia di kehidupan ini, keduanya merupakan pemahaman yang sama sekali berbeda, jadi jangan mengira semua orang yang terlahir di kehidupan ini memiliki kedudukan yang sama rata, seberapa jauh pembinaan diri Anda di kehidupan sebelumnya akan menentukan banyaknya imbal balik yang akan Anda peroleh di kehidupan ini. Bila dilihat dari sudut pandang ini, mana mungkin karena semuanya sama, lalu pasti setara?

“Menemukan sifat adalah jasa, bersikap adil adalah budi.” Menemukan kembali sifat dasar yang suci adalah jasa, semuanya setara, bila memiliki pandangan yang setara, maka budi luhur Anda akan muncul keluar. Rendah hati adalah jasa, seseorang harus memiliki sifat rendah hati, harus bisa merendahkan diri, dengan kata lain semua pemikiran dari dalam hatimu harus bersifat rendah hati, karena rendah hati adalah jasa kebajikan. Bersikap sopan santun di luar, artinya kepada pihak luar sangat penting bagi kita untuk bersikap sopan dan santun, menjaga tata krama, tunjukkan kepada orang lain bahwa Anda memiliki sopan santun dan tata krama yang baik, sebagai bentuk budi pekerti Anda, sebenarnya ini berarti Bodhisattva mengajarkan kita bagaimana cara menjadi orang yang baik, rendah hati dari dalam dan selalu bersikap sopan di luar, kalian para praktisi Buddhis harus memperhatikan tutur kata dan perilaku masing-masing, jangan sampai dipandang rendah oleh orang lain.

Memahami kesetaraan, konsep kesetaraan ini sendiri didasari oleh pemahaman kita, jika kita bisa memahami atas dasar apa kesetaraan ini dibangun, maka sebenarnya Anda sudah menemukan kembali sifat kebuddhaan ini, dan juga sudah membuktikan dan menyadari kebenaran ini, dengan menggunakan cara Anda sendiri untuk membina pikiran dan membina diri, untuk membuat diri Anda menyadari sifat kebuddhaan ini. Sebenarnya memohon balasan karma baik atau pahala bukan jasa kebajikan, kalian harus bisa membedakannya, orang yang memohon pahala akan memperoleh keberuntungan atau berkah, namun ada banyak orang yang tidak memohon jasa kebajikan, hanya memohon berkah saja. Seperti di Guan Yin Tang, memohon kepada Pu Sa untuk memberkati anak saya, tubuh saya, keuangan saya, dan lain-lain, semua ini berarti memohon berkah, ini tidak termasuk jasa kebajikan. Berkah kebajikan (ren tian fu bao), buah karma buruk, dan arwah asing, semuanya bergerak maju pada waktu yang bersamaan. Contohnya: ada karma buruk di tubuh Anda, namun Anda juga sudah melakukan banyak kebajikan, berkah kebajikan yang Anda minta adalah berharap untuk mendapatkan anak, maka sampai pada saat anak ini terlahir ke dunia ini, akan menjadi berkah yang diberikan untuk Anda. Namun, karma buruk Anda sama sekali tidak berkurang, Anda tidak bisa beranggapan bahwa “dengan melakukan banyak kebajikan, lalu karma buruk saya bisa terhapus”, itu tidak mungkin.

Jasa kebajikan yang sesungguhnya, bisa didapatkan setelah seseorang terbuka kesadarannya dan bisa menggunakan sifat kebuddhaan yang dimilikinya, untuk melakukan segala sesuatunya, maka ini baru bisa disebut sebagai jasa kebajikan, orang ini harus sudah tersadarkan, atau dengan kata lain dia telah menyadari kebenaran ini. Apabila Anda belum tersadarkan, lalu Anda mengatakan “Saya menggunakan sifat kebuddhaan untuk mengerjakan segala hal”, ini sama dengan kosong. Contoh: Hari ini Master membantu satu orang tua memohon kepada Pu Sa agar memperpanjang umurnya, jika saya belum tersadarkan, maka “Saya membantunya memohon kepada Pu Sa karena dia (orang tua ini) baik terhadap saya, sering membantu saya, dan lain-lain”, pada saat itu yang saya lakukan (memohon) bukan suatu jasa kebajikan, karena di dalam lubuk hati saya yang terdalam, saya belum menggunakan pikiran dan semangat welas asih Guan Shi Yin Pu Sa untuk menolongnya, jika hanya karena saya merasa dia kasihan sekali, umurnya juga sudah tua, maka saya akan memohon untuknya, maka ini hanya bisa dikategorikan sebagai kebajikan, bukan jasa kebajikan, dan hasil dari permohonan yang diajukan juga tidak berpengaruh besar. Ini adalah contoh menggunakan sifat kebuddhaan untuk memohon kepada Pu Sa membantu memperpanjang umur orang tua ini hanya di mulut saja, namun sebenarnya di dalam sifat dasar saya sama sekali tidak ada sedikit pun welas asih Guan Shi Yin Pu Sa ketika melakukannya. Tahukah kalian bagaimana Master memohon? Ketika Master memohon kepada Pu Sa untuk memperpanjang umur orang tua ini, “Karena orang tua ini sekarang baru membina pikiran dalam Ajaran Buddha Dharma, dia sudah sangat berumur, namun baru mulai tersadarkan pikirannya, mohon Guan Shi Yin Pu Sa berwelas asih memberikan waktu lebih pada sifat kebuddhaan orang tua ini, agar dia bisa hidup lebih lama, untuk bisa membuatnya lebih tersadarkan dalam banyak hal, memahami Ajaran Buddha Dharma, tersadarkan agar bisa membuat lebih banyak orang percaya kepada Guan Shi Yin Pu Sa”, bila memohon seperti ini, maka sifat kebuddhaan yang sebenarnya, yang ada di dalam sifat dasar Anda akan muncul keluar. Anda harus bisa membuang segala pemikiran lain yang mengacaukan pikiran Anda, jangan ada sedikit pun pemikiran yang egois, harus membangkitkan sifat kebuddhaan Anda dari lubuk hati yang terdalam, baru mengerjakan segalanya, ini baru bisa disebut sebagai jasa kebajikan. Untuk mencapai kesadaran, seseorang tidak hanya harus memiliki budi dari sifat kebuddhaan, namun juga harus memiliki jasa dari sifat kebuddhaannya, yang bila disatukan baru bisa menjadi jasa kebajikan seorang Bodhisattva (Pu Sa).

Nian nian wu zhi” – pemikiran tanpa hambatan, berarti pemikiran Anda, segala hal yang Anda pikirkan sudah tidak terhambat sama sekali, atau dengan kata lain pikiran Anda sudah benar-benar bisa mengendalikan diri Anda sendiri, pikiran Anda sudah tidak terhalangi lagi. Sewaktu sudah tidak ada lagi hal yang menghalangi pikiran Anda, maka sifat dasar Anda akan mulai muncul keluar, ketika sudah tidak ada lagi hal-hal yang mengacaukan pikiran Anda, maka Anda akan lebih sering melihat hal-hal dalam sifat dasar Anda, namun hanya melihat sifat dasar saja tidak cukup, harus digabungkan dengan sifat kebuddhaan dalam penerapannya. Contoh: seseorang mengetahui bahwa dirinya sekarang sedang melakukan misi Bodhisattva, namun bila dia hanya melindungi penilaian terhadap dirinya sendiri, yaitu dengan menjaga ucapan sendiri, menjaga pikiran sendiri, ini semua masih tidak cukup baik, karena Anda tidak mempraktikkannya, Anda tidak mengajarkan orang-orang tentang paritta-paritta Pu Sa (Bodhisattva) yang sangat bagus, pemikiran dan perilaku Pu Sa yang sangat baik, Anda tidak menerapkan hal-hal yang diajarkan oleh Pu Sa di kehidupan Anda, maka Anda bukan seorang Buddha atau Bodhisattva, dan apa yang Anda lakukan ini tidak ada jasa kebajikannya.