20. Pembahasan Mengenai Kekeliruan dalam Pandangan dan Pemikiran dengan Para Murid 和徒弟谈 ”见思惑”

20. Pembahasan Mengenai Kekeliruan dalam Pandangan dan Pemikiran dengan Para Murid

Orang yang sering mempersembahkan bunga di altar Pu Sa (Bodhisattva) akan memiliki rupa yang menawan,

orang yang sering mempersembahkan buah-buahan akan memahami hukum karma dan terbuka kebijaksanaannya,

orang yang sering mempersembahkan minyak (untuk lampu minyak) akan memiliki mata yang terang dan sehat.

Mengapa perlu mempersembahkan bunga? Karena bunga melambangkan “sebab”, apa sebab karma yang ditanam, maka akan membuahkan akibat yang seperti apa.

Sewaktu Anda melihat bunga yang mekar, Anda seharusnya mengerti “sebab” yang bagaimana yang seharusnya ditanam, bahwa kita tidak boleh melakukan perbuatan jahat.

Dengan menanam “sebab” yang baik, kita baru bisa membuahkan “akibat” yang baik juga (bunga). Maka, bunga yang dipersembahkan kepada Pu Sa sebenarnya tidak diperuntukkan bagi Pu Sa, melainkan untuk diri Anda sendiri.

Sewaktu Anda mempersembahkan buah-buahan, ini untuk mengingatkan Anda agar menanam bibit karma yang baik, karena hanya dengan menanam bibit karma yang baik, baru bisa membuahkan hasil yang baik juga.

Hari ini saya (Master) akan membahas tentang jian si huo *见思惑, yaitu kekeliruan dalam pandangan dan pemikiran.

Di antaranya, jian huo *见惑 atau kekeliruan dalam pandangan adalah kekeliruan dan kesalahan atas apa yang diketahui atau dilihat oleh seseorang, yakni 5 pandangan yang tidak benar:

wo jian – pandangan “Aku”,
bian jian – pandangan sepihak,
xie jian – pandangan sesat,
jian qu jian – pembenaran pandangan sendiri,
jie qu jian – pembenaran sebab yang salah.

Sedangkan kekeliruan dalam pemikiran atau “si huo”, adalah kekeliruan dan kesalahan dalam pemikiran, terbagi menjadi 5 kerisauan, yaitu ketamakan –tan *贪, kebencian – chen *嗔, kemelekatan – chi *痴, kesombongan – man *慢, dan kecurigaan – yi *疑.

Wo jian *我见 berarti menempatkan “Aku” di bagian terdepan, “Aku rasa begini… menurutKU begitu … ”, di dalam setiap permasalahan selalu mengedepankan “Aku”, ini juga hal yang sering Master temukan sewaktu menjawab pertanyaan dari para pendengar, begitu berbicara semuanya “Aku”, “Aku (saya) sudah bagaimana…”, “Aku sudah begini begitu…”, “Menurut Aku masalahnya begini…”, “Permasalahan yang Aku lihat begitu…” dan lain-lain, semuanya adalah “pandangan Aku”.

Seharusnya kita memahami bahwa “Aku” di dunia ini adalah “Aku” yang palsu, bukan “Aku” yang sebenarnya. Jika melekat kepada diri kita sendiri atau “Aku” (saya), maka dia akan menjadi orang yang menyedihkan, karena dia akan terjerumus ke dalam “Aku” – dirinya sendiri, dan tidak bisa terbebas selamanya.

Oleh karena itu, semua orang menderita karena ada kata “Aku” ini. Tahukah kalian mengapa binatang sulit sekali untuk terlahir sebagai manusia, dan selalu saja terlahir sebagai binatang, karena mereka terlalu melekat kepada “Aku” – dirinya sendiri (kemelekatan akan Aku).

Maka, kalian semua harus melepaskan diri dari “Aku”, tanpa “Aku” atau saya, kita baru bisa benar-benar meluruh dan melampaui kenyataan hidup ini, Anda tidak akan marah lagi. Karena “Aku” marah, “Aku” sedih, “Aku” tidak bahagia, “Aku” benci, dan lainnya, semuanya itu bisa terjadi karena masih ada “Aku”.

Bila Anda dapat membuang kata “Aku” ini, maka Anda tidak akan lagi merasa marah dan sedih.

Jika seseorang setiap hari hidup dengan bahagia, maka dia bagaikan hidup di Alam Langit, bagaikan hidup di Surga.

Jika seseorang setiap hari merasa sedih, maka dia bagaikan hidup di Neraka. Kesedihan bisa menyakiti tubuh dan memperpendek umur Anda, apabila orang yang berhati sempit, tidak bisa menerima permasalahan dengan lapang dada, maka dia akan meninggal karena marah.

Saya minta kalian – setiap murid, harus bertoleransi satu sama lain, saling menyayangi dan menjaga satu sama lain.

Saya beri tahu kalian, tidak peduli apa yang dikatakan orang lain, mereka selalu benar, mereka tidak pernah salah, kesalahan selalu ada pada dirimu sendiri, karena di dalam diri kalian masih ada satu “Aku”.

Bian jian *边见, berarti keraguan terhadap orang-orang atau hal-hal yang dilihat di sekitar kita.

Xie jian *邪见, ini adalah hal yang dilihat oleh diri sendiri, pandangan yang dibenarkan oleh diri sendiri, namun pada kenyataannya ini adalah pandangan yang tidak benar, inilah yang dimaksud dengan pandangan yang sesat. Sama dengan “zi wo jian jie” – pandangan diri sendiri.

Jian qu jian *见取见, ini adalah benda yang Anda lihat dan Anda dapatkan. Apa yang Anda lihat belum tentu benar, apa yang Anda dapatkan juga belum tentu benar.

Jie qu jian *戒取见, membenarkan penyebab yang salah. Sebenarnya bukan ini penyebabnya, tetapi Anda merasa itu penyebab yang benar; sebenarnya bukan orang ini yang melakukannya, tetapi Anda bersikeras menganggap dia yang melakukannya, ini juga merupakan suatu pandangan sesat.

Kekeliruan terhadap apa yang dilihat dan yang dipikirkan, mengira apa yang mata Anda lihat itu adalah hal yang sesungguhnya.

Di dunia ini, tidak ada sesuatu apa pun yang nyata.

Jika Anda berpikir kalau tubuh ini nyata, maka apakah dia masih tetap ada setelah kita meninggal? Bila orang tua itu nyata, apakah mereka masih ada setelah meninggal?

Pemikiran yang salah atau si huo *思惑, adalah kekeliruan dalam pemikiran kita, juga merupakan halangan terbesar manusia.

Sekarang saya akan membahas mengenai hubungan antara kekeliruan dalam pandangan dan pemikiran dengan kehidupan kita.

Apabila di dalam kehidupan Anda, Anda mencurigai orang lain, berarti Anda sudah memiliki kekeliruan dalam pandangan dan pemikiran.

Hal ini juga seringkali menimbulkan keraguan pada diri kita sendiri, benda yang Anda lihat, semua yang Anda inginkan di dalam pikiran Anda, bisa menyesatkan Anda.

Mengapa dikatakan bahwa paling mudah melakukan pembinaan diri di Alam Manusia?

Karena mereka yang terlahir di Alam Langit menikmati pahala – menjalani “hidup” yang baik, waktu sangat cepat berlalu, sehari di langit sama dengan setahun di dunia (oleh karena itu mereka yang tinggal di Alam Langit berusia puluhan ribu tahun), sewaktu menikmati kehidupan yang nyaman, mereka tidak akan bisa membina diri dengan baik, hari-hari yang terlalu menyenangkan tidak akan bisa memacu seseorang untuk maju.

Oleh karena itu, ada banyak orang yang baru sadar akan pentingnya membina diri hanya pada saat menjalani penderitaan.

Jika seseorang semasa hidupnya tidak menghargai nyawanya sendiri, maka dia sama seperti orang yang sudah mati.

Nyawa adalah hal yang paling berharga, akan tetapi jika Anda tidak menggunakan nyawa Anda dengan baik untuk mengerjakan sesuatu hal, maka dia akan menjadi hal yang sangat disayangkan, dia tidak lagi berharga.

Jangan pernah memasukkan hal-hal yang tidak baik ke dalam pikiran Anda, karena jika pikiran Anda dipenuhi dengan hal- hal yang baik, maka Anda akan menerima buah karma yang baik.

Bila pikiran Anda penuh dengan hal-hal yang buruk, jahat, dan kotor, maka buah karma yang diterima juga tidak akan baik.

Membina pikiran berarti Anda harus banyak berpikir, Anda harus memahami pentingnya meningkatkan diri sambil berpacu dengan waktu, waktu adalah panutan terbaik bagi kalian, memajukan diri bersama waktu, karena waktu tidak akan mengubah perputarannya karena kejadian apa pun.

Perilaku yang baik harus dibina dari dalam pikiran kita, ini bukan suatu keegoisan. Jika seseorang ingin membina diri sendiri dengan baik hanya demi dirinya sendiri, maka saya rasa hasil pembinaan diri dan jasa kebajikan Anda hanya sampai pada tahap Roda Dharma Kecil – Theravada.

Belajar untuk mengucapkan kata “maaf”, “sorry”, dan kata-kata sopan lainnya untuk meminta maaf, ini adalah tolak ukur pembinaan diri kalian, hal ini bisa menunjukkan kualitas diri kalian, dan mengucapkan kata-kata ini tidak akan membuat kalian kehilangan harga diri maupun merendahkan diri kalian, kata-kata sopan santun seperti ini sudah sering kalian dengar sejak kecil, namun berapa banyak yang sudah kalian ucapkan? Berapa banyak yang sudah kalian gunakan? Semua karena ada kata “Aku” di dalam diri kita, kemelekatan akan “Aku” – keakuan, “Aku tidak bisa kehilangan gengsi, Aku kehilangan harga diri.

Siapa pun bisa melakukan kesalahan, tidak apa-apa jika Anda salah, yang paling penting adalah memperbaiki kesalahan tersebut.

Sekarang kita membahas bagaimana cara menghapus karma buruk, mengapa jasa kebajikan bisa menghapus karma buruk?

Di dalam 8 alam kesadaran manusia, satu di antaranya adalah kesadaran alaya, atau kesadaran tingkat kedelapan, juga disebut sebagai cang shi – gudang penyimpanan,

karena ini merupakan tempat menyimpan semua bibit karma baik dan karma buruk yang telah dilakukan seseorang.

Setiap kali terbersit satu pikiran di dalam benak semua makhluk, baik ucapan ataupun perilakunya, semuanya akan berubah menjadi satu bibit karma, dan pada saat hari pembalasan belum tiba, maka bibit karma ini akan tersimpan di dalam kesadaran alaya mereka, pada waktu Anda melakukan jasa kebajikan, maka jasa kebajikan ini baru bisa masuk ke dalam kesadaran alaya untuk menghapus karma-karma kita yang tidak baik.

Delapan Kesadaran: mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, pikiran, kesadaran ketujuh (manas-vijnana), kesadaran kedelapan atau kesadaran alaya (aliye-vijnana)