Wenda20180916A 17:37
Berikrar sesuatu yang tidak mampu dilaksanakan termasuk berbohong; Bertekad yang teguh, tidak ragu mengorbankan nyawa, orang yang berikrar “Berhasil membina diri dalam satu kehidupan” memiliki tingkat kesadaran spiritual yang tinggi
Pendengar pria: Walau ada banyak teman se-Dharma yang ingin berikrar “Berhasil membina diri dalam satu kehidupan”, tapi ada beberapa teman se-Dharma yang untuk sementara waktu tidak cocok untuk berikrar, misalnya berumur 70-80 tahun yang sudah lanjut usia, atau sakit berat, ataupun kurang keyakinan. Mohon Master berikan wejangan mengenai hal ini.
Master menjawab: Jika begitu jangan berikrar, tidak boleh berikrar, jika berikrar maka termasuk berbohong, hal yang tidak sanggup dipenuhi namanya “Berbohong”. Setelah kamu berikrar, setidaknya pada saat itu keputusan di dalam dirimu yaitu “Saya harus melaksanakannya”, kamu memiliki kekuatan tekad ini, pada saat itu juga harus memiliki keyakinan ini, maka kekuatan tekadmu ini baru bisa berhasil. Jika dirimu sendiri merasa “Asal saya masih hidup, maka saya akan menolong lebih banyak orang, berusaha semampu saja”, pada dasarnya kekuatan tekad dan keyakinanmu tidaklah cukup, kamu ini sepenuhnya termasuk berbohong
(Apabila tekadnya teguh, berikrar untuk berhasil membina diri dalam satu kehidupan, bersikeras untuk berikrar, lebih memilih untuk menggunakan tubuh balasan di kehidupan ini untuk menanggung balasan karma dari kehidupan-kehidupan sebelumnya, meskipun pada akhirnya menggunakan nyawa untuk membayar hutang karma yang tersisa. Walaupun halangan karmanya berat dan tidak bisa langsung terbebas dari enam alam, namun juga ada kemungkinan untuk naik ke Alam Surga?)
Jika ada orang yang memiliki pemikiran seperti ini, pada dasarnya tingkat kesadaran spiritual orang ini sudah sangat tinggi, oleh sebab itu, dia juga tidak akan menanggung terlalu banyak penderitaan duniawi, karena dia pasti ada Bodhisattva dan Dewa Pelindung Dharma yang memberkatinya. Sebenarnya, orang yang memiliki kekuatan tekad ini, dia telah mencapai nirvana yang sudah tidak menyisihkan unsur kehidupan seperti raga arahat (Anupadisesa nibbana), sudah bisa sepenuhnya memahami kebenaran dalam dunia ini, sangat bijaksana, tidaklah sama, sudah bukan tingkat Sotapanna lagi, tingkat kesadaran spiritualnya sudah sangat tinggi sekali.
Dia mampu mengatakan “Saya lebih memilih menggunakan fisik tubuh ini untuk membayar hutang karma dari masa lampau yang harus terbalaskan”, tingkat kesadaran spiritualnya sudah tinggi. “Berhasil membina diri dalam satu kehidupan” harus menanggung penderitaan ini (Benar. Walaupun dia tidak mampu terbebas dari enam alam, namun juga bisa naik ke alam Surga, apakah begitu?)
Tidak boleh mengatakan seperti itu, tidak boleh menjadikan ini sebagai target, begitu dijadikannya sebagai target, maka tingkat kesadaran spiritual akan jatuh. Cukup diketahui dalam hati saja, tapi kita tidak boleh menjadikan ini sebagai target, yaitu “Walaupun tidak tercapai, setidaknya saya juga berada di Alam Surga”, hehe… (Benar)
Wenda20180916A 17:37
许做不到的愿就是妄语;意志坚定,不惜生命,誓愿“一世修成”的人境界很高
男听众:虽然很多同修想许愿“一世修成”,但是也有些师兄暂时不太适合许愿,比如他七八十岁高龄了,或者是已经重病缠身了,或者是信心不足。请师父开示一下这个问题。
台长答:那就不要许了,不能许的,许了变妄语了,做不到的就叫“妄语”。你许了之后,至少当时你的心里决定是“我一定要做到”,你有这个愿力,一定要当时有这个信心,你这个愿力才会成功。如果你本身就觉得“我只要活着,我就多救些人吧,尽力而为吧”,你这本身的愿力和信念都不足,你根本这就是妄语了(如果对方意志坚定,誓要一世修成,执意许愿,宁可用今生的报身来承受多世的果报,哪怕最后用生命了还剩余的业障,即使业障深重不能一下超脱六道,也可能是飞升天界了吧,师父?)
如果能够有这种想法的人,这个人本身境界就很高了,所以他也不会承受人间太多苦,因为他一定会有菩萨和护法神保佑。其实有这种愿力的人,他已经是拥有无余涅槃了,已经能够了悟这个世间的真谛了,很有智慧了,不一样的,已经不是须陀洹果了,已经是境界很高了。他能够说“我情愿用今生的肉身来还报我过去生所应该还报的业障”,境界已经挺高了,“一世修成”必须要承受这个苦难的(对。他即使不能超脱六道,也能飞升天界,是这样吗?)这个不能讲的,不能把这个作为目标,一作为目标,境界又掉下来了。心里知道就可以了,但是我们不能把这个作为目标,“哪怕做不到,我至少也在天上”,呵呵……(对)