Bagaimana umat awam dapat memiliki pikiran yang meninggalkan keduniawian tanpa memisahkan diri dari masyarakat 在家居士如何能既有出离心又不脱离社会

 

wenda20150116 01:29:21

Bagaimana umat awam dapat memiliki pikiran yang meninggalkan keduniawian tanpa memisahkan diri dari masyarakat

Pendengar wanita: Saya merasa “pikiran yang meninggalkan keduniawian” adalah poin yang sangat penting dalam pembinaan diri kita. Seperti para biksu di kuil, mereka lebih mudah untuk memiliki pikiran yang meninggalkan keduniawian ini. Tetapi seperti kita yang membina diri di rumah, bagaimana kita bisa memiliki pikiran yang meninggalkan keduniawian tanpa melepaskan diri dari masyarakat ini?

Master menjawab: Pertama-tama, pikiran yang meninggalkan keduniawian, para biksu telah mencapai setengahnya, karena pada dasarnya tubuh mereka telah meninggalkan keduniawian, hanya tergantung pada apakah pikiran mereka telah meninggalkan keduniawian atau tidak. Sedangkan kita sebagai manusia, baik tubuh maupun pikiran kita tidak meninggalkan keduniawian, maka kita semakin jauh dari mereka, dan semakin sulit bagi kita untuk membina pikiran kita. Jadi bagaimana jika ingin benar-benar meninggalkan keduniawian di Alam Manusia yaitu harus melepaskan, sama sekali tidak peduli dengan hal-hal di Alam Manusia. Memangnya ada hal kotor apa di dunia ini? Satu kalimat membuatmu tidak bahagia, satu hal membuatmu tidak bahagia, dapatkah kamu meninggalkannya? (Ya) Kamu ingin meninggalkan keduniawian, maka kamu adalah biksu yang tidak mengenakan jubah, apakah kamu mengerti? Kamu adalah biksuni yang tidak mengenakan jubah di Alam Manusia. Apa lagi yang kamu inginkan? Meskipun memberimu seorang anak, memberimu seorang suami, itu bukan untuk kamu setiap hari melakukan hal-hal binatang itu. Bukan untuk kamu terlena dalam hal duniawi. (Mengerti. Artinya keseluruhan tingkat kesadaran spiritual kita harus meningkat setara dengan para biksu, bukan?) Ya. Karena menjadi biksu itu memang hal yang relatif kejam, karena anak semuda itu harus meninggalkannya, suami yang telah mencintainya selama bertahun-tahun harus meninggalkannya, tidak dapat melihat orang tuanya lagi, itu juga merupakan suatu penderitaan. Sekarang Bodhisattva berwelas asih kepada kita untuk membina diri di rumah, lalu apakah kamu boleh mengendur atau malas saat membina diri di rumah? Sama seperti dijatuhi hukuman, itu adalah sebuah konsep, dan jika kamu dibebaskan bersyarat, apakah kamu boleh melakukan hal-hal buruk di Alam Manusia? (Tidak boleh) Nah, bukankah logikanya sama? Meskipun perumpamaan ini tidak terlalu tepat, tetapi bagaimanapun ini juga ada keterikatannya, ada aturan sila (Mengerti)

 

wenda20150116  01:29:21  

在家居士如何能既有出离心又不脱离社会

女听众:我觉得“出离心”是我们修行很重要的一点,像庙里的法师他们更容易有这个出离心,那像我们在家修的话,怎么既能有出离心,又不脱离这个社会呢?

台长答:首先,出离心,他们法师已经做到一半了,因为他们事实上身体已经出离了,就看他们心到底出离没出离。而我们做人,身体也没出离,心也没出离,我们就离他们更远,而且我们修心更难。所以怎么样来真正地在人间要想出离心的话,就是要放下,就是根本不要再去在乎人间的一些事情。人间有什么烂事啊?一句话让你不开心,一个事情让你不开心,你出离得了的?(嗯)你想出离,你就是等于不穿袈裟的和尚,你听得懂吗?你是不穿袈裟的比丘尼啊,在人间!你还要怎么样啊?就是给你有个孩子看看,给你有个老公伴伴,不是让你真的天天去做畜生事情的!不是让你完全沉浸在人伦当中啊!(明白。就是说我们的整个境界要提升到和法师一样的?)对啦。因为出家的确是比较残酷的,因为这么小的孩子,就必须要离开他,老公相爱这么多年了离开他,爸爸妈妈都看不见了,那也是一个苦啊。现在菩萨慈悲我们在家修行啊,那你在家修行就可以懈怠了?像判刑一样,那是一个概念,还有给你放出来,假释的话,你就可以在人间做坏事了?(不可以)好了,不一样啊?虽然这个比方不是太恰当,但是毕竟它这个是有约束的,有戒律的嘛(明白)