Wenda20180909B 01:40
Bagaimana terus gigih mengembangkan bodhicitta dan tekun dalam belajar Buddha Dharma
Pendengar wanita: Mengapa mudah untuk mengembangkan bodhicitta untuk pertama kalinya, tetapi sulit untuk terus tekun memgembangkan bodhicitta?
Master menjawab: Mengapa mudah untuk jatuh cinta tetapi sulit setelah menikah? (Saya juga tidak begitu mengerti) Bahkan hal ini pun tidak mengerti? Saya beri tahu kamu, karena ketika kamu termotivasi, kamu terjebak oleh keadaan eksternal. Misalnya, ketika kamu menghadapi bencana atau masalah, atau ketika kesehatanmu buruk atau kesakitan, kamu berkata, “Saya berniat, saya mau begitu”, ketika tubuhnya sehat, begitu kesehatannya stabil, dia mulai membuat masalah dan tidak membina diri dengan baik (oh. Itu berarti berkaitan besar dengan lingkungan luar, bukan?) Benar, lingkungan luar mempengaruhi batinmu (jadi bagaimana kita bisa bertekun? Mohon Master memberi wejangan tentang “ketekunan”) Ketekunan harus selalu memiliki perasaan niat awal, dan selalu merasa bahwa diri sendiri sedang kesakitan dan menderita di dunia, maka harus selalu mengingat kepahitan dan memikirkan manisnya, harus selalu merasa bahwa diri sendiri sangat menderita hidup di dunia ini. Mudah terpengaruh sehingga senang, maka tidak akan bersungguh-sungguh tekun dalam membina diri. Jadi kadang-kadang, lebih mudah bagi anak-anak untuk sukses jika mereka tidak punya uang. Di masa lalu, ada pepatah yang mengatakan bahwa “anak-anak miskin akan menjadi kaya sejak dini.” Coba lihatlah, anak-anak orang kaya bisa melakukan segala macam hal buruk, bahasa yang enak didengar adalah makan, minum dan bersenang-senang, tetapi yang tidak enak didengar adalah makan, minum, pelacuran dan perjudian! (Benar. Dari mana datangnya kesadaran akan “ketekunan”?) Kesadaran akan ketekunan berasal dari penderitaan di hati… Begitu munculnya penderitaan, maka akan memiliki tekad. Misalnya, kamu menderita dalam asmara, kamu akan memiliki tekad dan berkata, “Saya harus menyelesaikan masalah ini,” benar bukan? Ini adalah jenis rasa sakit dari dunia luar yang membuat kamu berubah pikiran dan mencegah kamu bermalas-malasan. Jika sering merasa hidup di dunia ini sengsara, maka mudah bagi kamu untuk lepas dari penderitaan. Jika seseorang selalu berpikir, “Saya baik-baik saja dan bahagia di dunia ini,” kamu tidak akan mencari jalan keluar untuk terbebaskan (tetapi kami kaum muda hanya memiliki sedikit pengalaman hidup, yaitu mengalami beberapa hal, dan sangat kurang dalam menahan penderitaan. Jadi dalam menekuni ajaran Buddha, bagaimana kita sebagai generasi muda dapat mengembangkan bodhicitta dan pikiran Buddha dengan lebih baik?) Di satu sisi, perlu meningkatkan kebijaksanaan dan sering membaca buku Bai Hua Fo Fa dari Master; di sisi lain, harus belajar dari penderitaan orang lain bagaikan penderitaan yang akan dialami oleh diri sendiri di masa depan, sehingga kamu bisa memahami penderitaan orang lain. Jika kamu sering merasakan penderitaan orang lain, kamu akan memperkuat keyakinan dirimu dengan tekun dan berusaha keras (yaitu, kita kaum muda harus belajar dengan giat dan belajar dari Master) Sambil belajar juga harus merasakan penderitaan orang lain (sudah mengerti, terima kasih Master)
Wenda20180909B 01:40
学佛中如何做到坚持、恒发菩提心
女听众:为什么初发菩提心容易,恒发菩提心难?
台长答:为什么谈恋爱容易,结婚之后就难了?(我也不太懂)连这个都不懂?就是告诉你,因为发心的时候你是被外境所困,比方说碰到灾难、麻烦了,碰到身体不好了、痛的时候,你就说“我要发心、我要怎么样”,等到身体好了,人一旦平稳了就开始闹了,就开始不好好修了(哦。也就是外境有很大关系,是吧?)对,外境影响着你的内心(那我们怎么才能去坚持?请师父开示“坚持”)坚持,一直要有初发心的感觉,一直要感觉到自己在人间很痛、很苦,所以人要经常地忆苦思甜,要经常感觉到自己活在人间很苦。骨头太轻才开心了,就不会好好地精进努力修心了。所以有的时候,孩子没钱他容易成功,过去讲“穷人的孩子早当家”,你看看,有钱的孩子什么烂样都有啊,好听一点是吃喝玩乐,不好听是吃喝嫖赌!(对。“坚持”这个意识是从哪里发出来的呢?)坚持的意识是从内心的苦……一苦就开始会有愿力出来了。比方说你感情上苦了,你就会有愿力,“我一定要把它解决掉”,对不对?这是外境的那种痛苦,让你改变你的内心,不让你懈怠。经常觉得自己活在人间很苦的话,你这个人容易出离苦难。一个人老觉得“我在人间很好嘛,很开心嘛”,你就不会去寻找一条解脱的道路(但是我们年轻人人生经验也很少,也就是经历一些事情,吃苦这一块很欠缺。那在学佛当中,我们年轻人怎么更好地去恒发菩提心和发佛心?)一方面是增加智慧,多看师父的《白话佛法》;另一方面是从别人身上的苦难要感觉到像自己今后要发生的苦难一样,这样的话你才能体会到别人的痛苦。你经常体会别人的痛苦,你才会增强精进努力的信心(也就是我们年轻人更要好好学习,跟师父学习)学习,还要体会别人的痛苦(听懂了,感恩师父)