shuohua20130705 06:21
Bagaimana cara mengatasi keinginan terhadap ketenaran dan kekayaan
Pendengar wanita: Jika seorang praktisi Buddhis, niat awal bukanlah untuk mencari ketenaran atau kekayaan, tetapi karena dia telah melakukan banyak jasa kebajikan, orang lain merasa pembinaan dirinya baik, dan ketenaran pun mulai meningkat, memperoleh banyak pujian, secara tidak sadar hal ini telah menyebabkan timbul sifat keangkuhan dan pikiran untuk mengejar ketenaran dan kekayaan, maka ini sangatlah bahaya.
Jadi bagaimana caranya kita agar benar-benar bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini dari akar sifat dasar? Bagaimana supaya bisa sepenuhnya tidak melekat terhadap pujian dari orang lain? Karena sekarang merasa hal ini masih sangat sulit, setidaknya jika orang lain mengatakan kamu baik, tidak mungkin kita bisa langsung melepaskan dari hati, dan masih belum mencapai ke tingkat ini.
Master menjawab: Gadis kecil, beberapa pertanyaan yang kamu ajukan hari ini sangat bagus dan luar biasa. Sebenarnya, masalah ini berkaitan tentang tingkat kesadaran seorang praktisi Buddhis dalam pembinaan diri. Ketika seseorang menyelamatkan banyak orang, banyak dipuji orang, semua orang berkata, “aiya, kamu seperti seorang Bodhisattva.” Sebenarnya, inilah saatnya ujian buat dia.
Mengapa banyak Bodhisattva yang bertekad kembali ke dunia ini, namun tidak berhasil kembali ke surga, ini dikarenakan berkah kebajikan dan jasa kebajikan yang menyebabkan dia memperoleh lebih banyak ketenaran dan kekayaan duniawi. Oleh sebab itu, dia telah melupakan sifat dasarnya, telah lupa bahwa dia harus menyelamatkan makhluk, melainkan terlena di dalam ketenaran dan kekayaan duniawi, sehingga dia akan tersesat dan kehilangan nyawa kebijaksanaannya.
Oleh karena itu, ketika seorang praktisi Buddhis dalam menekuni Dharma dan memperoleh pujian dari semua orang, semakin memujinya dan semakin merasa bahwa dia memiliki jasa kebajikan maka, dirinya harus semakin merendahkan diri dan waspada. Inilah kalimat yang Master sering katakan kepada kalian : “seorang praktisi Buddhis harus berhati-hati bagaikan melangkah diatas es yang tipis.” Ketika kita semakin baik dalam membina diri, maka harus semakin waspada. Karena ketika kamu memiliki ketenaran dan kekayaan yang semakin tinggi, apabila kurang berhati-hati, maka akan jatuh ke bawah dan berakibat lebih parah.
Ini juga yang sering Master katakan kepada kalian, ketika satu gedung besar yang belum selesai dibangun, di mana pembangunan belum selesai, gedung dibangun dengan semakin tinggi, kamu mungkin….. apabila terdapat salah satu tingkat yang pondasinya tidak kokoh, dan roboh, maka akan semakin hancur. Inilah kesulitan seorang praktisi Buddhis, jadi harus mengerti untuk belajar dari sifat dasar. Apabila saya tidak dapat menyingkirkan ketenaran dan kekayaan di hari ini, masih melekat terhadap ketenaran dan kekayaan duniawi, merasa diri sendiri memiliki ketenaran dan kekayaan, sebenarnya kamu telah keluar dari jalan pembinaan diri, yaitu pembinaan dirimu semakin buruk.
Dan bukan memiliki jasa kebajikan yang sesungguhnya, semua ini adalah kosong dan ilusi, yang tidak bisa meningkatkan level pembinaanmu. Semakin memiliki jasa kebajikan, ketenaran dan kekayaan, harus semakin rendah hati dan waspada, ini juga yang sering Master katakan: harus belajar seperti gandum, semakin tinggi ia tumbuh, semakin merunduk pucuknya.
(Lalu kita setiap hari selalu tekun membaca “Bai Hua Fo Fa”untuk meningkatkan aspek dalam pembinaan diri. Apabila saat ini kita masih belum mencapai tingkat pembinaan ini yang dapat secara langsung mengatasi pikiran terhadap ketenaran dan kekayaan, terutama terhadap “ketenaran”. Lalu apakah kita boleh melalui suatu cara seperti, seseorang yang telah membabarkan Dharma dan memiliki popularitas yang tinggi, dan dia mengganti namanya, mulai menggunakan nama baru, seperti menyembunyikan identitasnya. Melepaskan nama di waktu dulunya, dan terus menggunakan nama barunya untuk meneruskan kegiatan pembabaran Dharma, dengan begini juga tidak ada orang yang mengetahui identitasnya, dan secara diam-diam dia dapat membina diri dengan lebih baik, ini juga merupakan suatu cara, benarkah?)
Sepenuhnya benar, ini juga merupakan satu cara yang kecil, tetapi sangat kecil. Cara yang paling baik adalah, sebagai contoh, kamu adalah seorang penanggung jawab, ketika kamu bertanggung jawab hingga suatu waktu, keinginan terhadap ketenaran dan kekayaan semakin meningkat, menyadari bahwa hal ini tidak boleh berlarut, sebenarnya ini termasuk semacam retreat tertutup di dalam kuil, yaitu saya tidak mau melakukan apapun. Dan dalam kehidupan duniawi, pada awalnya ini adalah tanggung jawab dia, seharusnya dia mendidik seorang yang baru dan mengundurkan diri. Orang-orang sekarang ini sangat sulit untuk mengundurkan diri. Oleh sebab itu, jika ingin mengatasi keinginan terhadap ketenaran dan kekayaan, maka harus undur diri, saya bukan siapa-siapa lagi, saya hanya seorang pembinaan diri dan praktisi Buddhis yang sederhana, dengan demikian baru dapat mengatasi keinginan terhadap ketenaran dan kekayaan.
Misalnya, hari ini kamu menjabat sebagai ketua organisasi, tiba-tiba mengundurkan diri dan bukan siapa-siapa lagi, tidak ingin menjabat sebagai ketua apapun. Untuk mengadakan pertemuan adalah ketua pendiri organisasi, bahkan sebagai ketua pendiri organisasi ini pun tidak diinginkan, maka keinginanmu terhadap ketenaran dan kekayaan ini baru dapat disingkirkan. Secara tiba-tiba saya menjadi orang biasa, tiba-tiba menjadi orang yang tidak menginginkan apa-apa, maka saya dapat mengatasi keinginan saya terhadap ketenaran dan kekayaan.
Cara kamu tersebut, sebenarnya juga merupakan suatu cara yang berbeda tetapi menghasilkan hasil yang sama, logikanya sama, tiba-tiba mengganti nama baru, orang lain tidak mengetahui siapa dirimu, ini sudah benar. Dan juga jangan pernah mengatakan kepada orang bahwa: “saya adalah siapa siapa lho!” Misalnya, “jin shang tian hua” yang terkenal di media sosial (dunia maya), apabila dia sekarang mengubah nama menjadi “hou yuan zhong cai”, tidak ada orang yang mengenalnya. Lalu dia mengatakan kepada orang bahwa “aiya, mengapa tidak tahu siapa saya? Tahukah kamu? “hou yuan zhong cai” adalah “jin shang tian hua” hehe… kamu masih belum bisa melepaskan kemelekatan ini, tidak dapat menyingkirkan keinginan terhadap ketenaran dan kekayaan
(Mengerti, memang benar dalam proses pembinaan diri akan semakin banyak menemukan masalah pada diri sendiri. Sebenarnya melalui “Bai Hua Fo Fa” mungkin bisa menemukan jawaban untuk masalah-masalah ini, tetapi tetap ingin mendengar bimbingan Master yang lebih mendalam). Ketika seseorang menghadapi masalah dalam proses pembinaan pikiran dan pembinaan diri adalah hal yang wajar. Karena kamu berada di alam manusia, maka akan menghadapi berbagai macam kesulitan dan kerisauan, penderitaan, iri hati, keserakahan, kebencian dan sebagainya.
Tetapi jika semakin membina diri merasa semakin sulit maka itu sudah benar. Apabila semakin membina diri merasa semakin gampang, maka itu bukan disebut membina diri. Karena sama halnya dengan mendaki gunung, semakin tinggi kamu mendaki akan semakin sulit, tidak banyak orang yang dapat mencapai ke puncak. Berapa banyak orang berhasil mencapai tingkat Kebuddhaan dan tingkat Bodhisattva? Dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi, maka harus berusaha lebih keras. Banyak orang yang membina diri hingga akhirnya merasa “aiya, saya rasa ini tidak benar, saya rasa siapa yang salah, siapa yang salah”, itu berarti kamu yang bersalah, akhirnya merasa tidak semangat dalam belajar Buddha Dharma, ini pertanda kamu takut menghadapi kesulitan dan penderitaan, makanya kamu mundur.
shuohua20130705 06:21
如何克服名利心
女听众:如果一个学佛的人,他的初心并不是为了求名,也不是为了求利,但是功德做得多了,别人认为他修得好,然后名气也响了,赞美声就很多,可能会不知不觉地助长自己的傲慢心和名利心,那就会很危险。那么我们如何真正地从根本上去除这个不好的习气呢?如何才能对于别人赞美,我们可以完全心无挂碍呢?因为现在觉得这个还是满难的,至少别人说你一句好,不可能完全心里就放下了,也没有做到这一点。
台长答:小丫头,你今天问的几个问题很厉害、很精彩的。实际上这就有待于一个学佛修心人的境界的问题。当一个人度人多了,当一个人被人家捧得厉害了,大家都说“唉呀,你像菩萨一样”,实际上这个时候就是考验他的时候到了。很多乘愿再来的菩萨为什么回不了天上,就是因为他的福德、他的功德让他得到了更多的人间的名和利,所以,他忘记了他的本性,忘记了他应该救度众生,而沉迷于人间的名利之中,这样他就会遗失了自己的方向,掉了自己的慧命。所以学佛人学到大家都赞扬他的时候,越是赞扬他,越是觉得他有功德的时候,越要谦虚、越要谨慎,这就是台长经常跟你们讲的一句话:“学佛度人要如履薄冰。”我们越学得好,越要当心。因为当你越有名、越有利的时候,你稍不留神,你可能会掉下来,摔得更惨。这就是我经常跟你们讲的,一个大楼如果还没有造成之前,还没有完全完工之前,造得越高,你可能……万一哪一层基础没有打好,掉下来的话,摔得越碎。这就是学佛人难处,所以一定要懂得,从根子上学。我今天如果不能抛开名利,还为了这点人间的名利执着,而且觉得自己有名有利了,实际上你就是已经在掉队了,你就是在越修越不好了。而不是真正的拥有功德,而是拥有人间的名闻利养的功德,这些都是空的、虚的,不是真正让你能够修上去的。越有功德、越有名利,越要谦虚、越要谨慎,这就是台长经常说:学麦穗,长得越高,头要垂得越低。(那我们平时每天会坚持看师父的《白话佛法》来加强自己修心方面,如果说我们现在还没有这个境界,一下子可以把自己的名利心克服掉,尤其是对这个“名”的心克服掉,那我们能不能通过一些方法,比如说一个人他曾经弘法,知名度很高的,他就换个名字,重新用新的名字,等于是像隐姓埋名一样的。以前的就放掉了,他继续用新的去做一些以前做的事情,这样子也没有人知道他是谁,这样子的话,他反而就默默无闻地可以更好地修心,这样子也是一个方法对吧?)完全正确,这也是一个小方法,但是非常小。最好的方法就是,比方说你本来是一个负责人,你负责到一定的时候,名利心太重,觉得自己不行了,实际上在庙里就是属于闭关,就是我什么都不做了。在我们人间呢,本来是他负责的,他应该培养一个新人,退下来。现在人要退下来那是最难的。所以要把自己名利心克服,就得退下来,我什么都不是了,我就是一个小小的修心人、学佛人,这样的话名利心才会去掉。比方说,你今天做了一个会长了,我突然之间退下来,我什么都不是,什么长都不要。开会的就是创会会长,连这个创会会长都不要,你这个名利心才去得掉。我就是突然之间变成一个平民百姓,突然之间变成一个什么都不要的人,那么我就能够克服自己的名利心了。像你这种,实际上也是异曲同工,都是一样道理,突然之间换一个名字,人家不知道你是谁了,那就对了。也千万不要跑过去跟人家说:“我就是谁谁谁呀!”比方说网上一个很有名的,叫“锦上添花”,他如果现在改一个名字叫“后院种菜”,人家谁都不知道他。他跑去跟人讲“唉呀,怎么都不知道我是谁啊?你知道吗?‘后院种菜’就是‘锦上添花’”呵呵……你这个人还是去不了你的执着,去不了你的名利心,(听得懂,的确是在修行的过程中,会发现自己越来越多的问题。其实这些问题通过《白话佛法》可能会找到答案,但还是想听师父能够再深入地指导一下)就是当一个人在修行、修心当中,碰到问题那是自然的。因为你是在人道,就会碰到各种各样的麻烦和烦恼,磨难、嫉妒心、贪心、瞋心什么都会有。但是越修越会觉得艰难,那就是对了。如果越修越容易,那就不叫修心。因为爬山也是这样,越爬越高,越爬越艰难,没有几个人能爬上去的。请问有几个人能够修到佛,修到菩萨的?因为他的难度高,所以更要去努力。很多人修到后来“唉呀,我觉得不对了,我觉得谁不对谁不对”,那就是你不对了,觉得这个佛法到后来学起来没劲了,就说明你怕难、怕苦,所以你就退却了。