Jodoh baik dan buruk antar suami istri 夫妻间的善缘和恶缘

Master Lu menjawab surat tentang hal keraguan (3)

Jodoh baik dan buruk antar suami istri

Tanya 29: Bagaimana cara menentukan apakah jodoh antara suami dan istri sudah berakhir, harus menyesuaikan jodoh, atau  harus membina kesabaran diri sendiri, membina pikiran diri dan menyingkirkan kebiasaan buruk diri dalam kesulitan? Teman se-Dharma ini percaya pada Buddha tetapi suaminya tidak.

Jawab 29: Sebenarnya, apakah suami istri masih memiliki jodoh atau tidak, itu kelihatan. Jika pertengkaran mereka tak kunjung berakhir, itu berarti jodoh mereka sudah berakhir. Jika ingin mempertahankannya, Anda harus mempertimbangkan apakah itu hubungan jodoh yang baik atau jodoh yang buruk, suami istri tidak bisa saling bertemu jika tidak berjodoh. 

Jika itu adalah jodoh baik, di dalamnya juga terkandung jodoh yang buruk, dan di dalam jodoh yang buruk, juga terkandung jodoh yang baik, maka harus lihat apakah jodoh baik dari pasangan ini lebih banyak daripada jodoh buruk mereka di kehidupan ini. 

Apabila jodoh buruk lebih banyak dari jodoh baik, maka hubungan mereka akan segera berakhir. Jika jodoh baik yang banyak, maka bisa mengandalkan pelafalan paritta untuk memperbaikinya, perlahan-lahan jodoh buruk mereka akan berkurang. Inilah sebabnya mengapa banyak suami istri yang mengikuti Master melafalkan paritta dan mereka tidak bertengkar lagi, karena jodoh baik mereka lebih banyak daripada jodoh buruk, dan jodoh buruk itu perlahan-lahan dilenyapkan.

Walaupun awalnya jodoh baik dan buruk masing-masing mencakupi 50%, tetapi karena melafalkan paritta, sehingga mengubah jodoh buruk menjadi 40%, lalu jodoh baik akan meningkat menjadi 60%. Perubahan ini besar. Tetapi, pepatah mengatakan “semakin banyak pertengkaran antara suami dan istri, semakin baik hubungan mereka”, ini juga mungkin terjadi, tetapi kebaikan semacam ini sebenarnya adalah semacam mengalah, adalah sebuah proses pelunasan hutang.

Kesabaran ini hanya untuk melunasi hutang, dan setelah membayar hingga suatu taraf tertentu, jika mereka masih memiliki jodoh buruk, maka mereka masih tetap akan berpisah. Kesabaran sepihak itu tidak ada gunanya. Misalnya, jika suami terus menerus memukuli istrinya, dan istri tetap bersabar, bersabar sampai suatu batas tertentu, ketika hutangnya sudah lunas, maka istri akan mengatakan kepada suaminya bahwa dia tidak lagi berhutang kepada suaminya lagi, jadi akan berpisah.

Kesabaran pun hanya bertahan selama 16 tahun, 30 tahun, atau 80 tahun, pada akhirnya akan berakhir juga. Hanya mengandalkan pada kesabaran saja tidak bisa menguraikan jodoh buruk, sebenarnya kesabaran bergantung pada pengendalian diri, tetapi jodoh buruk masih terus berlanjut. Bagaimanapun juga, tetap harus menguraikannya, namun ini tergantung pada apakah Anda bisa menguraikannya atau tidak. Jika suami tidak percaya pada Buddha, maka lafalkan paritta Xin Jing untuknya, agar dia dapat membuka kebijaksanaannya.

 

卢台长开示解答来信疑惑(三)2011-08-19

夫妻间的善缘和恶缘

问29:如何判断夫妻之间缘分尽了,应该随缘,还是应该修自己的忍辱,在逆境中修心和去除习气呢?这位同修她信佛但是老公不信。

答29:其实夫妻间有没有缘分是看得到的,一直吵得没完没了就是缘分尽了。要想维持就要考虑是善缘还是恶缘,夫妻无缘不来,如果是善缘里头也带着恶缘,恶缘中也带着善缘,要看这一生夫妻俩的善缘是否大于恶缘。如果恶缘大于善缘,那很快感情就没了。如果善缘大,那就可以靠着念经来弥补,慢慢恶缘就少了。这就是为什么很多夫妻跟着台长念经之后不吵了,因为善缘大于恶缘而恶缘慢慢去除。就算一开始善恶各占50%,但是由于念经把恶缘变成40%,那么善缘就变成60%。这可塑性就大了。但是所谓“夫妻间愈吵愈好”也有可能,但这种好其实是种妥协,是一种把欠的债还清的过程。忍辱只是还债,还到一定的程度如果还是恶缘的话,那还是会分开的。单方面的忍辱是没有用的,譬如老公一直打老婆,老婆一直忍,忍到一定的程度,债还完了,老婆就会跟老公说我这一辈子不欠你了,就分了。忍辱也就是忍16年、30年、80年,总会结束的。靠忍辱不能化解恶缘,忍辱实际上是靠克制自己,但是恶缘还是延续。归根结底还是要化解,但是要看你能不能化解掉。老公不信佛就给他念心经,让他开智慧。