wenda20151220A 10:59
Bagaimana cara membina berkah dan kebijaksanaan; harus melakukan perbuatan baik dan jasa kebajikan
Pendengar wanita: Master Anda telah bekerja keras, mohon Master memberikan wejangan untuk beberapa pertanyaan. Langkah Master dalam membabarkan Dharma semakin cepat, banyak teman se-Dharma ingin mengetahui bagaimana memohon kepada Bodhisattva, bagaimana cara membina diri agar dalam kehidupan ini dapat memiliki berkah untuk selalu mengikuti Master dalam membabarkan Dharma?
Master menjawab: Sangat sederhana, darimana datangnya berkah? Ada dua jenis berkah, yang pertama adalah duniawi, yang diperoleh dari hasil pembinaan pada kehidupan sebelumnya semenjak Kamu dilahirkan. Dan yang satu lagi adalah berkah yang diperoleh dari hasil pembinaan pada kehidupan sekarang ini.
Begitulah yang sebenarnya terjadi sekarang ini, Kamu harus membina diri dengan baik. Pertama-tama, Anda harus memahami bahwa orang yang membina diri dengan baik akan memiliki banyak berkah, dan mereka yang tidak membina diri dengan baik pada kehidupan sebelumnya, maka di kehidupan sekarang ini tidak memiliki berkah yang cukup.
Oleh sebab itu, beberapa orang dengan kondisi keuangan lebih baik, dia dapat melepaskan lebih banyak makhluk hidup, tidak sakit, dan dapat mengikuti Master berkeliling untuk membabarkan Dharma, ini juga sebuah berkah; dan ada beberapa orang yang hidupnya lebih sulit, ini dikarenakan tidak membina diri dengan baik pada kehidupan sebelumnya, berkah tidak cukup. Oleh sebab itu, dia harus memupuk lebih banyak berkah di kehidupan ini. Orang lain memiliki berkah namun dia harus memupuk berkah, kemudian baru memupuk jasa kebajikan.
Kamu pikirkan, seseorang bahkan tidak memiliki berkah bagaimana dia memiliki jasa kebajikan? Maka di waktu dulu mengapa orang mengatakan bahwa permohonan dari orang yang kaya dan memiliki status lebih mudah terkabulkan? Karena dia memiliki berkah dari kehidupan sebelumnya. Apakah mengerti? (Mengerti)
Misalnya, dia kaya, ketika dia memperkenalkan Dharma kepada orang lain, maka mereka mau mempercayainya. Misalnya, jika seorang pengusaha besar yang terkenal mengatakan “semua orang belajar Buddha Dharma”, maka banyak orang akan mempercayainya. Dia berkata “Karena saya belajar Buddha Dharma, membina diri, maka saya memiliki banyak kesuksesan ini…” maka akan banyak orang yang belajar Buddha Dharma, betul tidak? Saya berikan contoh, mengertikah?
(Mengerti. Misalnya, mungkin di kehidupan sebelumnya tidak membina dengan baik dalam hal berkah, maka waktu dan finansial teman se-Dharma pada kehidupan ini tidak begitu baik, bagaimana caranya mereka memohon kepada Bodhisattva dan bagaimana membina diri agar bisa langsung memperoleh balasan di kehidupan sekarang?)
Sangat sulit, sangat sulit. Jangan katakan balasan untuk kehidupan sekarang, apabila berkah dia tidak cukup, jika tidak lebih giat dan tekun dalam membina diri, maka pada dasarnya dia… Misalnya dalam segi keuangannya kurang mapan, dia hanya bisa perbanyak berdana Dharma, dan berdana Dharma lebih baik daripada berdana uang/materi, benar kan? (iya)
Misalnya dia tidak dapat mengikuti seminar Dharma, dia juga dapat membabarkan Dharma kepada teman, keluarga, sanak-saudara…betul tidak? (iya) inilah konsepnya. Misalnya, jika Kamu tidak sanggup berdana uang/materi, Kamu boleh berdana Dharma, boleh berdana dengan mengorbankan waktu diri sendiri. Terus tekun dengan cara begini, maka dia akan berhasil di kehidupan selanjutnya, atau akan berhasil membina diri pada kehidupan sekarang, jika tidak, apabila dia memohon berkah, maka jasa kebajikan yang sudah dikumpulkan akan diubah menjadi berkah.
Sudahlah, jasa kebajikan jadi habis, kemudian menggunakan berkah lagi untuk memupuk jasa kebajikan, lalu kapan Kamu baru bisa membandingkan diri dengan orang lain? Seperti seorang pengusaha kecil bagaimana bisa berbisnis besar? Logikanya sama. Oleh karena itu, yang terbaik bagi orang miskin adalah jangan memohon berkah, lebih baik secara langsung berdana Dharma dan berdana dengan mengorbankan waktu dan tenaga, Kamu tidak memiliki uang, bagaimana berdana dalam bentuk uang?
Bukankah Kamu menciptakan kesulitan buat diri sendiri? Diri sendiri saja tidak cukup makan, Kamu masih memberikan nasi kepada orang lain, bukankan Kamu akan mati kelaparan? Mereka punya banyak beras di rumah, maka mereka dapat menyumbangkan kepada orang lain, betul tidak? (ya betul, Master, bagaimana untuk membina berkah dan kebijaksanaan di kehidupan ini?)
“Membina berkah” adalah perbanyak melakukan perbuatan baik, “Membina kebijaksanaan” adalah perbanyak melakukan jasa kebajikan, dua inilah (oh, berarti melakukan perbuatan baik dan jasa kebajikan secara bersamaan) Betul, banyak orang yang meskipun sedang membina pikiran, tetapi tidak mau melakukan perbuatan baik.
Contoh sederhana, para pengemis di jalan, apakah Kamu bersedia? Banyak orang yang mulutnya melafalkan Paritta, namun tidak peduli ketika melihat pengemis, bahkan tidak bersedia memberikan sedikit koin pun (iya, betul)
Menurut Kamu bagaimana orang seperti ini bisa memiliki keberuntungan di kehidupan sekarang? Bagaimana dia bisa memiliki pahala dan kebajikan? Dia merasa “diri saya sendiri sudah tidak cukup, miskin, apabila saya masih memberi, maka saya akan semakin miskin!” Sebenarnya apabila Kamu memberi 5 sen, 10 sen, satu dollar, dua dollar, apakah akan membuatmu miskin? (Tidak) Baiklah.
Inilah mentalitasnya, dan banyak orang yang masih berkata, “Aduh, orang seperti ini sangat tidak baik, lihatlah dia berlutut di lantai, begini dan begitu…” Coba Kamu yang berlutut, betul tidak? (betul) “Oh, mereka adalah kumpulan pengemis”, “oh, mereka mengendarai BMW”, berapa orang? Orang yang benar-benar mengemis, ada berapa yang mengendarai BMW?
Jangan karena satu orang yang mengendarai BMW, lalu mengatakan semua orang juga mengendarai BMW, lalu apabila semua orang mengendarai BMW, maka semua orang tidak perlu membina diri lagi, semua jadi pengemis saja, ini sama halnya dengan mengambil pandangan sepihak dari keseluruhan masalah. Oleh karena itu, mengapa banyak orang bisa berhasil memfitnah orang lain? Karena dia mengambil satu titik untuk menutupi keseluruhan masalah, menyesatkan orang lain (Betul).
wenda20151220A 10:59
如何福慧双修,善事和功德都要做
女听众:师父辛苦了,请师父开示几个问题。师父现在的弘法脚步越来越快,很多同修都想知道如何求菩萨、如何修才能让我们今世就能修到这个福报,可以跟随师父多多地弘法?
台长答:很简单了,福报是怎么来的?福报靠两种,一种是人间,自从你到了人间之后,你上辈子所修,带来的;还有一种福报,它是后天所修、所为而来的。现在实际上就是这样,你要好好地修,首先你自己要懂得,修得好的人他福报才多,修得不好的人他上辈子没修,他这辈子福报就不够。所以有些人经济上比较好,他能够多放生,能够不生病,能够到处跟着师父弘法,这也是一种福报;有些人就比较苦一点,苦一点的时候就是他上辈子自己本身就没好好修,福报不够,所以他这辈子要去多修福报,人家有福报他要先修福报,然后才会修功德。你要想想啊,一个人连福报都没有哪来的功德啊?所以过去为什么人家说比较有钱的人、比较有地位的人,为什么他越求越灵呢?因为他前世有福报啊。听得懂了吗?(听得懂)比方说他有钱了,他去度人家,人家愿意相信。比方说现在很有名的大企业家,如果他说“大家学佛”,那很多人就会相信啊,他说“我就是学佛修心,我有这么多的成功……”那更多人去学佛了,对不对啊?我就举个例子,听得懂吗?(听懂了。比如说前世可能福报上修得不是很好的,那今世的时间和经济不是太好的同修,他们这辈子怎么求菩萨、怎么修才能现世报啊?)很难的,很难的。不要说是现世报了,他的福报不够,再不努力精进的话,他基本上就是……比方说他的钱财各方面不是太富有的话,他只能多做法布施啊,法布施而且比财布施还好呢,对不对啊?(嗯)比方说他不能参加法会,同样他可以跟亲戚朋友……他也可以度人,对不对啊?(嗯)是这个概念。比方说你财布施不行,你法布施、无畏布施总可以吧?这样精进的话,他下辈子就成功了,或者这辈子能修成,否则的话他再去求福报,把自己做来的功德换成他的福报,好了,功德又没了,用福报再去做功德,那你什么时候能够跟人家比?就是一个小生意的人怎么能做成大生意啊?道理都是一样的。所以最好穷人不要去求福报,直接做法布施和无畏布施就可以了嘛,你没钱你做什么财布施啊?你这样的话不是给自己找更多麻烦吗?你饭都吃不饱,你还把饭给人家,那你不是饿死啊?人家家里有很多的米饭,人家可以供应出来给别人吃,对不对啊?(嗯,对。师父,那今生怎么样福慧双修?)要求是“福慧双修”。“修福”是多做善事,“修慧”那就是要多做功德,就是这两个(哦,就是善事功德一块做)对啊,很多人虽然在修心,不肯做善事的。举个简单例子,马路上要饭的人你肯吗?很多人这里嘴巴里念经,看见人家要饭的人理都不理的,口袋里挖几个钢镚儿都不肯拿出来的(嗯,对)你说这种人他今世怎么会有财运啊?他怎么会有善德啊?他觉得“我已经很少了,很穷了,我再这么弄出去的话我更穷了!”实际上你说弄个五分钱、一毛钱、一块钱、两块钱的话,你会穷吗?(不会的)好了,就是这种心态了,还有很多人还说“哎呀,这种人这么不好,你看他跪在地板上,怎么怎么……”你去跪跪看啊,对不对啊?(对的)“啊,他们是乞丐帮”,“啊,他们开宝马”,几个人啊?真正讨饭的有几个人开宝马的?你不能因为一个人开宝马,你说所有的人都开宝马啊,那么如果大家都开宝马,大家都不要修了,大家都去做乞丐好了,这种东西都是以偏概全的。所以很多人为什么诽谤别人他能成功?他就是用一个点来覆盖一个面,误导人家(对)