Wenda20180701A 30:33
Bagaimana agar jalinan jodoh buruk berakhir secara tuntas
Pendengar wanita: Master pernah menceritakan sebuah cerita tentang “Seorang pelajar dan seorang tukang pembuang kotoran” kira-kira ceritanya seperti berikut jika kamu tidak menagih hutang kepada pihak lain, meskipun dia masih sedang menerima balasan karma, namun jodoh buruk kalian selanjutnya telah berakhir, tidak akan ada lagi.
Seperti hutang perasaan, karma pembunuhan, dan hutang karma dari tumimbal lahir, pada umumnya apa yang harus dilakukan agar jalinan jodoh buruk bisa berakhir secara tuntas, dan tidak lagi bereinkarnasi kembali untuk terus saling membayar hutang?
Master menjawab: Jangan memedulikan dia lagi, maka akan berakhir. Misalnya, bukankah kemarin saya menceritakan cerita tentang tukang pembuang kotoran? Apabila pelajar tersebut memukulnya, maka tukang pembuang kotoran tersebut akan mati, akhirnya “Kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian”, karena di kehidupan sebelumnya pelajar ini meninggal ditangannya, sehingga pada kehidupan ini dia pasti akan meninggal di tangan pelajar tersebut (benar)
Pelajar tersebut tidak memukulnya, tidak melakukan apapun, maka orang ini mungkin akan pulang dan meninggal karena demam, maka tidak ada kaitan apapun dengan pelajar tersebut di kehidupan ini, bukankah jalinan jodoh kedua orang ini berakhir dengan tuntas? (Artinya bersabar, benarkan?) Benar, bersabar itu adalah mengikis karma, bukankah telah menghapus hutang?
Hutang karma mengandalkan pada kesabaran (Benar, mengerti, terima kasih Master. Teman se-Dharma ini bertanya, jika dia sendiri yang berutang maka dia akan baik-baik melunasinya, tetapi jika orang lain yang berutang padanya, dia berikrar pada Bodhisattva dan mengatakan tidak ingin mereka membayarnya lagi. Teman se-Dharma bertanya, apakah boleh berikrar seperti ini?)
“Semua tidak perlu dilunasi”, misalnya, orang lain datang membayar hutang kepadamu, kamu adalah gadis yang berparas cantik, dan ada seorang pria yang selalu mengikutimu, yang rela melakukan apapun untukmu, memberimu uang, memberimu bunga, dan kamu tidak memedulikannya, bukankah itu telah membayar hutang? Dirimu juga tidak menginginkan dia bayar. Namun banyak wanita yang serakah, begitu melihat ketenaran dan keuntungan,“Wah, mari-mari, berikan kepada saya”, maka kamu terus berlanjut lagi (benar).
Oleh sebab itu, orang-orang dahulu berkata, meskipun dia hanya mengambilkan nasi maupun kursi untukmu, dia juga sedang membayar hutang kepadamu. Jika kamu menduduki, berarti kamu telah menerima, ketika kamu menerima, maka selanjutnya kamu harus membayar hutang kepadanya lagi. Oleh sebab itu, mengapa banyak praktisi yang membina pikiran hingga akhirnya, yaitu orang lain bersikap baik kepadanya, “Aduh, tidak sanggup menerimanya, biar saya lakukan sendiri saja.”Begitulah, maka itu mereka tidak berani.
Sebuah contoh yang sederhana, seorang kepala bagian berkata: “Mari-mari, saya bersulang untukmu Kepala seksi”. Maka selanjutnya kamu akan berutang padanya, dan dirimu tidak bisa menolak permintannya (mengerti, sungguh menakutkan) sangat menakutkan. Contoh sederhana, kamu berada di bar, dan seorang pria datang menghampirimu:“Nona, bolehkah saya traktirmu minum segelas bir?”
Kamu berkata:“Tidak, tidak, lain kali saja.”Sudahlah, berakhir, jodoh ini akan berakhir. Jika kamu meminum satu gelas bir dari orang lain, maka selanjutnya dia akan berbicara lebih banyak lagi:“Ayo, mari kita mengobrol di luar, saya tinggalkan nomor hp dan kita tukar kode QR saja sekarang”——verifikasi pertemanan we chat.
Kamu tidak bisa melarikan diri (mengerti, terima kasih Master, sungguh menakutkan). Maka itu, jangan mudah menerima pemberian atau apapun dari orang lain, semua ini tidak boleh. Mengapa para biksu berkata“Kedua tangan saya kosong, saya tidak menginginkan apa-apa”? Apa yang diberikan? Tidak ada apa-apa yang bisa diberikan, begitu diberikan, maka kamu telah berutang pada orang lain. Saya bertanya kepadamu, bukankah kamu berutang kepada orang lain jika mereka memberimu suatu barang? (Iya) Ada pepatah“jika menerima pemberian orang lain, maka akan sulit menolak permintaan dari mereka” (Mengerti).
Wenda20180701A 30:33
如何让冤结彻底结束
女听众:师父曾经讲过一个《书生和挑粪工》的故事,大意是说,如果你不去向对方讨债了,虽然对方还在受报,但是你们下一次的冤结结束了,不会再有了。像情债、杀业,生生世世业债轮回,一般怎么做可以让冤结彻底结束,以后不再轮回,重复地还来还去了呢?
台长答:不要去理他了,结束了。比方说,上次我不是讲挑粪的故事吗?那个书生如果一出拳,那个挑粪的人就死了,那么就 “冤冤相报何时了”,因为上辈子这个书生是死在他的手上,这辈子他必定要死在书生的手上(对)书生没有出拳,没有动手,那么这个人自己回去也会发烧死的,跟书生这辈子没关系了,两个人的冤结不就彻底结束了吗?(就是忍辱,是吗?)对啊,忍辱就是消业,不是消债吗?孽债就是靠忍辱的啊
(对,明白了,感恩师父。这位同修问,如果是他自己欠的,他会好好还,但是别人欠他的,他和菩萨发愿说通通不要他们还了。同修问,可以这样发愿吗?)“通通不要还了”,比方说人家来还你债了,你这个女孩子长得很好看,有一个男的死皮赖脸要跟着你,成天做牛做马,要给你钱,要给你送花,你不要去理他,那不就还债了吗?你就不要他还了吗?但是很多女人贪啊,一看有名有利了,“哎呀,来来,给我了”,那么你又延续了(对)所以过去人家讲起来,他哪怕给你拿个饭,给你搬一个板凳,他都是在还你的情啊。你要是坐了,你就受得起了,你一受的话,接下来你又要还他债了。所以为什么很多修心的人修到后来,就是人家对他好,“哎呀,受不起,受不起,我自己来,我自己来。”就是这样的,所以人家不敢的。 举个简单例子,一个局长说:“来来,我来给科长你敬酒。”接下来你就欠他了,他叫你做什么事情你就不敢不做了(明白了,太吓人了)非常吓人。举个简单例子,你在酒吧里,一个男孩子跑过来:“小姐,我请你喝杯酒,好吗?”你说:“不要了,不要了,下次吧。”好了,就没了,这缘分就没了。如果你喝人家一杯酒,接下来他就开始讲更多的话了:“来来,我们出去聊聊吧,我给你留一个手机号吧,我们可以现在弄一个二维码吧。”你逃不掉了(明白了,感恩师父。太吓人了)所以不要轻易接受人家的馈赠什么的,都不行的。法师为什么说“我两手清风,我什么都不要的”?送什么?没什么好送的,一送,你就欠人家情了。我问你,人家给你东西,你是不是欠人家情了?(是的)拿人家的手短,吃人家的嘴软啊(明白)