Wenda20171103 01:10:54
Apa itu “tersadarkan”
Pendengar wanita: Kita mengatakan bahwa menekuni Dharma berarti harus tersadarkan dan tercerahkan, saya merasa seperti belum “tersadarkan” meskipun sudah membina diri dalam waktu yang lama.
Master menjawab: Kamu tidak sadar? Kamu sadar, bagaimana mungkin tidak sadar? Hanya saja kamu belum memiliki pemahaman yang mendalam terhadap kata “jue” (sadar) dalam “tersadarkan”, dan kamu belum merasakan. Tersadarkan harus ada “perasaan”, tersentuh, dan terinspirasi. Apa itu “perasaan”? “Perasaan” adalah sejenis sentuhan, adalah semacam tersentuh terhadap suatu hal, kamu baru memiliki potensi kesadaran (benar). “Jue” adalah semacam kesadaran, “Oh, saya rasa hal ini tidak dapat dilakukan.” Apa itu “perasaan”? “Pop” tiba-tiba merasakan , “Aduh, sengatan listrik, ini ada aliran listrik, saya tidak boleh menyentuhnya.” Yang satu adalah menyadari dalam pikiran, “Aduh, saya merasa tidak boleh menyentuhnya, jika menyentuhnya akan tersengat listrik.” Yang satu adalah tersadarkan, yang satu lagi adalah menyadari atau merasakan.
Hanya setelah kamu memiliki “perasaan” maka kamu baru bisa “tersadarkan”, “Saya tidak boleh menyentuhnya”; yang satu adalah menyentuhnya dengan tangan, tersengat sedikit aliran listrik, kemudian “saya sudah tahu, saya tidak boleh menyentuh listrik lagi”, ini adalah kesadaran. Yang satu adalah tersadarkan, dan yang satu lagi adalah perasaan (sekarang saya merasa “tersadarkan” ini… dulu, melalui membaca buku, mungkin akumulasi di kehidupan sebelumnya, dan mendengarkan penjelasan orang lain, dan kemudian memiliki sedikit pemahaman dari tulisan, serta pemahaman dalam pikiran, namun baru-baru ini saya tiba-tiba merasa bahwa belum merasakan, komunikasi seperti ini sangat sedikit, saya tidak tahu bagaimana cara menyentuh dan merasakan, untuk memperkuat pemahaman ini dan mencapai pencerahan sejati) oleh karena itu harus mengamati, saya sering mengajar kalian, mengamati apa? (mengamati pikiran sendiri, lingkungan sekitar, dan orang-orang) Benar. Mengamati diri sendiri, mengamati jiwa, mengamati tubuh, mengamati potensi kesadaran diri sendiri, mengamati kesadaran diri sendiri, kesadaran kebenaran kesucian.
Semuanya harus “diamati”, mengandalkan pada apa? Yakni mengandalkan pada pengamatan. Pengamatan adalah semacam perasaan atau menyadari, bukan melalui mata, namun mengamati dengan menggunakan hatimu, mengertikah? (Saya akan memahaminya perlahan-lahan. Saya sangat kurang dalam hal ini, dan tidak tahu bagaimana meningkatkannya, sekarang sedikit bingung. Dalam pikiran saya memiliki banyak pemikiran, namun tidak tahu bagaimana untuk menyadarinya) memahaminya.) Apa itu sadar? Sebagai contoh sederhana, ketika kamu melihat makanan yang terlihat seperti makanan manis, ini adalah semacam perasaan yang kamu rasakan; ketika kamu memakannya dan rasanya asin, ini barulah “sadar”, “Oh, ternyata ini rasanya asin”, apakah kamu sudah tersadarkan?” Terlebih dahulu merasakan baru akan tersadarkan. Kamu berpikir itu manis, namun setelah kamu memakannya adalah asin, “Oh, ternyata asin” – datanglah potensi kesadaran (Master, ini mungkin membutuhkan waktu lama untuk berlatih secara perlahan)… Kebijaksanaan semacam ini, haha.
Wenda20171103 01:10:54
什么是“觉悟”
女听众:我们说学佛就是要开悟,要觉悟,我觉得好像修了半天都没有“觉”。
台长答:你没觉?你有觉啊,怎么会没觉?只是你对“觉悟”的“觉”字没有深刻地理解,没有去感悟,觉悟必须要有“感”,感动,灵感。“感”是什么?“感”是一种touch[触摸],是一种触摸到某一件事情,你才会有悟性(对)“觉”是从意识上,“哎哟,我觉得这个事情不能做了”。“感”是什么呢?“啪”一下子碰到了,“哎哟,触电,这个有电的,我不能碰。”一个是脑子里有觉,“哎哟,我觉得不能去碰,一碰它会触电的”,一个觉悟,一个感悟。有“觉”了之后才会有“悟”,“我不能去碰它”;一个是手去碰到它,触了一点点电了,然后“我知道了,永远不能再去碰电了”,这个是悟。一个是觉悟,一个是感悟(我现在就是觉得这个“觉悟”……以前就是通过像看书、可能前世的积累、听别人讲,然后会有一些对文字上的理解,在意识中也有一些理解,但是最近我突然觉得我没有去感触,这种交流好像很少,我不知道应该怎么样才能够去触摸、去感受,去加强这种了解,达到真正的开悟)所以要观,我经常教你们的,观什么?(要观自己的心,要观周围的环境,观人)对。观自在,观自己,观自己的灵魂,观自己的身体,观自己的悟性,观自己的觉,觉正净。什么都要“观”,靠什么?就是靠观。观就是一种感悟,并不是用眼睛,用你的心来观,明白了吗?(我再慢慢体会。这点我做得特别差,我也不知道应该怎么去提高,现在有点迷茫,心里有很多想法,不知道怎么去悟它)觉是什么?举个简单例子,看到一个食品,看上去像一个甜品,你这是“觉”,感觉到;吃到嘴里它是咸的,那是“悟”了,“哦,原来这个东西是咸的”,觉悟了吧?你先有觉,才会有悟。你觉得这是个甜的,你吃到嘴巴里咸的,“哦,原来这是咸的”——悟性来了(师父,这个可能需要长时间地去慢慢锻炼)就这种智慧,哈哈。