43. Tidak Mengejar Ketenaran dan Kekayaan, Membahagiakan Semua Makhluk 不追逐名利,让众生快乐

Tidak Mengejar Ketenaran dan Kekayaan, Membahagiakan Semua Makhluk

Kita harus memiliki pikiran yang tenang – damai. Semuanya adalah praktisi Buddhis, semuanya adalah orang baik, kita harus mencintai mereka semua, harus memiliki kedamaian di hati, harus memiliki pikiran yang mengasihi. Ingatlah, kita harus mengasihi siapapun, dengan kata lain harus bisa mengasihani orang lain. Karena jika kamu kasihan padanya, maka kebencian di dalam hatimu akan berkurang; semakin kamu kasihan padanya, maka kebencian di hatimu semakin lama akan semakin berkurang. Untuk apa kamu membencinya? Orang yang kasihan sekali. Coba kalian lihat diri kalian sendiri, kasihan tidak? Sebentar muncul masalah ini, sebentar muncul masalah itu; sebentar sakit di sini, tidak lama terluka di sana. Setiap hari di rumah ada masalah, tidak ada hentinya.
Dengan lebih banyak mengasihani orang lain, maka akan ada cinta dalam hati kita. Karena kita semua sama. Mengapa semuanya sama? Karena hati – pikiran semuanya sama, pikiran Buddha semuanya sama, hati nurani juga sama, sifat dasar kita yang baik hati juga sama semua, semuanya sama-sama menekuni Dharma, kita semua adalah orang yang sama, adalah orang suci yang sama. Ini seperti lirik dalam sebuah lagu: langit yang sama, mentari yang sama, hidup yang sama. Kita hidup di Australia, bukankah kita menggunakan air yang sama? Bukankah kita menghirup udara yang sama? Kita di dalam Guan Yin Tang, bukankah sama-sama menekuni Dharma? Apa bedanya saya dengan Tante Zhou? Pria dan wanita apa bedanya? Orang baik dan orang jahat apa bedanya? Semuanya adalah manusia. Masalahnya adalah, harus bisa mengubah orang jahat menjadi orang baik, maka itu akan menjadi lebih sama. Kesetaraan pikiran, satu kalimat yang baru saja Master katakan kepada kalian adalah, seorang praktisi Buddhis harus memiliki kesetaraan pikiran.

Selanjutnya, Master beritahu kalian, harus membawa kebahagian bagi semua makhluk, jangan mendatangkan penderitaan bagi orang lain. Di antara kalian sekarang, ada berapa orang yang membawa penderitaan bagi orang lain? Saat diri sendiri menderita sedikit, segera memberitahu orang lain, sambil menangis, sambil bercerita, membuat orang lain turut menderita bersamamu. Ketahuilah, saat seseorang sedang sakit pinggang, lalu kamu terus-menerus berbicara dengannya, sampai kemudian, orang yang mendengarkan dia bicara juga akan ikut sakit pinggang. Tahukah kalian? Ini disebut sebagai respon. Istri sepanjang hari mengeluh: “Saya sangat menderita, saya tidak ingin hidup lagi.” Setiap hari di depan suaminya, dia mengatakan “Saya tidak ingin hidup lagi”, sampai pada akhirnya, si istri masih hidup, namun suaminya mengatakan: “Kalau kamu terus bicara seperti itu, saya lebih dahulu bosan hidup.” Karena kamu membuat dia merasa tidak ingin hidup lagi. Kurangi membawa penderitaan bagi orang lain, lebih banyak membawa kebahagiaan bagi orang lain. Yang selalu Bodhisattva berikan bagi kita adalah kebahagiaan, kapan Bodhisattva membawa penderitaan bagi kita? Pikiran jernih dan mata terbuka terang, maka tidak akan menderita. Ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan kecurigaan, semuanya adalah kerisauan. Yang paling membuat diri sendiri risau adalah mencurigai orang lain. Sewaktu orang lain berbicara, kamu curiga dia sedang membicarakanmu, maka selanjutnya kerisauan akan datang. Dia pulang terlambat, lalu kamu berpikir dia makan apa di luar, berpikir makanan apa yang berkurang dari kulkas kamu, bukankah kerisauanmu datang? Begitu baikkah pikiran kalian? Saya terkadang bercanda dengan Tante Ma: “Coba kamu buka kulkas ini, apakah kamu bisa mengingat semuanya?” Begitu kulkas dibuka, “Oh, yang ini kok hilang?” Lalu dalam pikiranmu segera muncul satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan kemungkinan, sebenarnya siapa yang ambil? Lalu dipikir kembali, oh, sudah dimakan. Kerisauan akan menyertaimu selama berhari-hari.

Kita tidak boleh terlalu yakin pada diri sendiri, kita tidak boleh memiliki ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan kecurigaan, jangan mencurigai orang lain. Karena mencurigai orang lain merupakan suatu pandangan yang tidak benar, disebut sebagai pandangan sesat. Jika pandangan benar, saya percaya padamu, itu dinamakan pandangan benar; saya mencurigaimu, itu namanya pandangan sesat. Baru saja saya meletakkan 50 dolar di atas meja, mengapa hilang dalam sekejap? Pertama-tama, kamu berpikir kalau orang ini tidak akan mencurinya, berarti kamu berpandangan benar, bukankah hatimu akan merasa tenang? Setelah dipikir-pikir, mungkin saja tidak tahu kapan uangnya sudah kamu habiskan? Sudah tidak ingat lagi. Sudah jelas diletakkan di sini, mengapa tidak ada? Ya sudah, berarti pandangan benar sudah hilang, maka selanjutnya mulailah pandangan sesat: “Orang ini berada di kamar saya, barusan jelas-jelas ada, mengapa bisa hilang? Mungkin dia yang ambil.” Ya sudah, kerisauanmu terlahir bukan? Kamu tanya dia, dia menjawab: “Tidak kok, saya tidak ambil.” “Masih menyangkal?” Maka kerisauanmu akan bertambah. Melalui contoh ini, saya ingin memberitahu kalian: pandangan benar berarti pertama-tama kamu harus percaya padanya, maka tidak akan lahir kerisauan pada dirimu; begitu kamu berpandangan sesat, kamu tidak percaya padanya, terlahir kerisauan pada dirimu. Memangnya kalian tidak sering berbuat demikian? Sudah jelas barang ini diletakkan di sana, lalu kalian salah ingat, ada tidak? Barusan masih ada, mengapa hilang dalam sekejap? Seumur hidup, hal-hal seperti ini memang masih sedikit? Ada sebagian orang yang masih mengatakan, “Ada setan, ada setan yang ambil.” Itu karena otak kalian tidak berfungsi penuh, otak kalian tidak baik.  

Setelah memiliki pandangan sesat, adalah pandangan tidak benar, sedangkan pandangan tidak benar adalah pandangan menyimpang. Pandangan menyimpang berarti tidak memandang hal ini dari sudut pandang yang benar – memandang lurus langsung dari depan, melainkan memandang dari pinggir, maka yang semuanya akan terlihat miring. Contoh sederhana: kalian pergi nonton bioskop, orang yang duduk di kursi bagian tengah dengan orang yang duduk di pinggir, layar yang dilihat mereka akan berbeda. Orang yang duduk di bagian tengah, melihat wajah orang dalam film sangat bagus; namun melihat dari pinggir, maka itu adalah layar lebar, maka wajah dalam film semuanya menjadi pipih. Kalau begitu, menurutmu apakah karena matanya rusak? Tidak. Pandangan menyimpang. Oleh karena itu, harus menghilangkan semua pandangan yang tidak benar. Semua pandangan yang tidak benar, semuanya harus kita cegah dan hilangkan. Misalnya, sayur yang disajikan ini, seperti sudah dimakan sedikit oleh orang lain. Maka segera muncul pandangan menyimpang. Jika pertama-tama tidak mencurigai kenyataan ini, itu adalah pandangan benar, sesungguhnya memang seperti itu. Kalau yang terpikirkan pertama adalah ada orang yang curi makan, bukankah berarti pandangan menyimpang datang? Oleh karena itu, harus menghilangkan kecurigaan diri sendiri, kalau tidak, semuanya tergolong sebagai pandangan yang tidak benar. Orang-orang yang berjodoh harus sungguh-sungguh memperbaiki pandangan sesat, pandangan tidak benar dan pandangan menyimpangnya sendiri.  

Kita hidup di dunia ini sesungguhnya ada dua masalah terbesar yang menyebabkan diri kita menderita, kita mengalami banyak penderitaan semuanya karena dua hal ini, lalu apakah dua penyebab penderitaan terbesar ini? Itu adalah ketenaran dan kekayaan. Coba pikirkan, jika sekarang ada pejabat korup yang turun, maka apakah penderitaan terbesar yang dialaminya? Ketenaran dan kekayaan. Demi uang, dia melakukan hal-hal yang tidak baik, demi mendapatkan ketenaran, pada akhirnya kehilangan nama baik. Oleh karena itu, kekayaan dan ketenaran adalah hal yang paling mencelakakan orang.

Kekayaan dan ketenaran, pertama-tama saya akan menjelaskannya kepada kalian. Ketenaran seseorang adalah palsu dan memuakkan, jangan mengejar ketenaran. Apa maksudnya? Tuan Hong tidak mengejar ketenaran, jika kamu memanggil Tuan Hong “manajer”, dia akan begini: kalau kamu memanggilnya “Tuan Hong”, dia juga akan seperti ini. Tidak mengejar ketenaran, kalau kamu mengatakan, memberi Tuan Hong jabatan manajer umum, kalau begitu orang-orang akan memanggilnya “GM Hong”. Ketenaran itu palsu, tidak nyata. Menurutmu, siapa tahu pada suatu hari nanti, kamu masih manajer apa? Hari ini kamu ada, walaupun tidak memanggilmu manajer, namun kamu tetap adalah manajer, jadi jangan tamak akan hal-hal yang palsu, ini adalah benda-benda yang ada di permukaan dan tidak nyata. Misalnya, kamu adalah seorang profesor, sampai di masa tuamu nanti, kamu menderita pendarahan otak, kamu sudah tidak bisa lagi mengenali siapapun, apakah kamu masih adalah profesor? Kamu sudah tidak bisa mengingat apapun, apakah kamu masih profesor? Semuanya palsu. Hari ini kamu menjadi seorang manajer umum – “GM”, mungkin besok kamu akan turun jabatan, maka “GM” ini sudah tidak ada lagi, semuanya adalah palsu. Karena ketenaran bisa memperbesar kemelekatan / keras kepala seseorang. Seperti, karena saya adalah Master Lu, maka saya harus begini, walau salah, saya juga tidak mengakuinya, karena saya adalah Master Lu. Bukankah berarti memperbesar keras kepala kamu? Karena kamu adalah pimpinan, maka kamu tidak akan salah, begitukah? Karena kamu adalah ibu, maka kamu selamanya benar, putrimu selamanya salah; anak laki-laki selamanya adalah berandal, orang tua selamanya adalah orang baik. Bukankah memperbesar kemelekatan / keras kepala diri sendiri?

Selain itu, demi ketenaran, akan membuatmu semakin memperjelas status tinggi rendahnya dirimu sendiri, yakni tinggi rendahnya derajat kamu. Merasa saya sudah ternama, saya adalah ketua kehormatan, saya sudah terkenal, saya adalah bla bla bla … Memang apa gunanya? Ada banyak artis, seperti Lim Qing Xia yang menikah, lalu suaminya pada saat itu ke mana pun mengatakan, “Saya adalah suaminya Lim Qing Xia”. Bukankah ini demi ketenaran? Setelah bercerai, dia masih mementingkan gengsinya, “Saya adalah mantan suami Lim Qing Xia.” Artis lainnya, setelah menikah lima kali, mengatakan “Aih, saya adalah suami ketiga dari artis XXX.” , memangnya dia adalah wakil majelis rakyat? Apa hebatnya? Menurut kamu, apakah ketenaran bisa mencelakakan orang? Karena setelah seseorang terkenal, dia akan sering bertengkar dengan orang lain. Saya adalah ketua utama, dia hanya wakil. Apa yang utama dan apa yang wakil, jangan berselisih, kalian semua murid melakukan pelayanan demi membabarkan Ajaran Buddha Dharma. Contoh, Rong rong dan Tante Ma, siapa yang memasak lebih enak? Berlomba? Hari ini di Dong Fang Tai, kalian mulai pertandingan memasak, memilih siapa yang terbaik. Setelah Rong rong yang terpilih, kemudian tante Ma besok akan mengatakan: “Master, untuk selanjutnya, minta Rong rong saja yang masak.” Benar tidak? Bukankah di dalam ketenaran ada perbedaan tinggi dan rendah? Jika kalian memilih tante Ma sebagai pemenang terbaik, lalu “beberapa hari lagi akan ada kumpul bersama, tante Ma sendiri saja yang memasak.” Tante Ma sudah berumur begitu besar bagaimana mungkin sanggup melakukannya? Begitu banyak orang? Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing, semuanya datang untuk membabarkan Dharma kepada orang-orang. Siapa yang melakukan lebih banyak, maka dia adalah Bodhisattva, apa yang perlu dibandingkan? Seorang suami berkata kepada istrinya: “Saya bisa melakukan apapun.” “Kalau begitu, coba kamu lahirkan anak.” Keadaan yang berbeda, tingkat pembinaan yang berbeda, maka kesadaran spiritual yang dicapai juga tidak sama. Oleh karena itu, dalam melakukan segala hal, jangan pernah mengejar ketenaran dan kekayaan.