Tiada Kelahiran Juga Tiada Kematian
Apakah kalian tahu satu masalah terbesar dalam kehidupan kita? Tidak ada orang yang bisa menjawab. “Membina diri”, benarkah? Benar, namun juga tidak benar. Saya di sini membahas tentang kehidupan dengan kalian, yang saya tekankan adalah “kehidupan”, bukan membicarakan pembinaan diri kalian. Satu masalah terbesar dalam kehidupan manusia sesungguhnya adalah kematian. Oleh karena itu, orang-orang mengatakan, kelahiran dan kematian, semuanya adalah masalah besar. Seseorang terlahir adalah satu peristiwa besar, seseorang meninggal, juga adalah satu peristiwa besar. Kalau kamu “tidak memahami kelahiran, bagaimana bisa memahami kematian”? Ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Konfucius. Bahkan dirimu sendiri pun tidak tahu bagaimana kamu dilahirkan, maka bagaimana kamu bisa mengetahui kematian? Permasalahan yang begitu besar, bagaimana kamu menyikapinya di dunia ini? Bagaimana supaya diri sendiri bisa tidak mati? Tahukah kalian? Karena manusia tidak akan mati. Master beritahu kalian, sesungguhnya, seseorang tidak akan mati, karena jiwa seseorang akan hidup selamanya, sedangkan tubuh raganya akan mati. Kalau begitu bagaimana caranya kamu supaya bisa menyelesaikan satu masalah yang terbesar dalam kehidupan ini dengan baik? Kalian sekarang membina pikiran, menekuni Dharma, melafalkan paritta, berarti kalian sedang melakukan satu hal yang terbesar di dunia ini. Bukankah Tante Zhou sedang melakukan hal terbesar di dunia ini? Kamu bisa membuat diri sendiri naik ke Surga, kamu juga bisa membuat dirimu sendiri pergi ke Neraka. Lalu, menghadapi masalah yang begitu besar ini, apa yang seharusnya kita lakukan? Bisakah kita menunaikannya dengan baik? Inilah logikanya, apakah sekarang kamu sedang menunaikannya? Benar. Membina diri bertujuan untuk membebaskan diri dari kelahiran dan kematian. Kita telah membina diri begitu lamanya, demi apa? Supaya tidak ada kelahiran, juga tidak ada kematian. “Tiada kelahiran, tiada kematian”, apa kaidahnya? Yakni setelah kamu sampai di Surga, kamu sudah terbebas dari tumimbal lahir di enam alam, maka kamu tidak lagi memiliki kelahiran dan kematian, selamanya tidak akan terlahir lagi, juga selamanya tidak akan meninggal lagi. Ini yang disebut membina “kebebasan atas kelahiran dan kematian”.
“Yang meyakini akan segera terselamatkan”. Begitu kamu percaya, maka jiwa spiritualmu segera terselamatkan, jika kamu tidak percaya, maka jiwamu tidak akan bisa memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, agama kepercayaan barat memiliki prinsip yang sama dengan agama Buddha. Kalian lihat di agama barat, sering dikatakan, “Kalau kamu percaya, kamu akan terselamatkan”, dengan kata lain, asalkan kamu percaya, maka kamu akan tertolong. Ini sama persis dengan agama Buddha. “Yang meyakini akan segera terselamatkan”. Asalkan kamu meyakininya, maka kamu akan terbebaskan. “Melihat Buddha terbebas kelahiran dan kematian, mempraktikkan Dharma demi menyelamatkan segalanya”. Begitu kamu bertemu atau melihat Buddha, maka kamu akan terbebaskan dari kelahiran dan kematian diri sendiri. Jika hari ini kalian melihat Guan Shi Yin Pu Sa, maka kalian akan memahami prinsip kebenaran, dan kalian akan terbebaskan dari siklus kelahiran dan kematian diri sendiri; asalkan kalian membina diri dengan baik, itu sama dengan “Melihat Buddha terbebas dari kelahiran dan kematian”. Lalu tujuan menekuni dan mempraktikkan Ajaran Buddha Dharma adalah demi menolong kesadaran spiritual semua makhluk – ini yang disebut dengan “mempraktikkan Dharma demi menyelamatkan semua makhluk.”
Kehidupan tidak palsu juga tidak kosong. Apakah kehidupan ini palsu? Tidak. Apakah ia kosong? Juga tidak. Tidak ada juga tidak tiada. Apakah orang ini ada? Ada. Apakah orang ini tidak ada? Juga benar, tidak ada. Sebelum dilahirkan, apakah ada dia? Tidak ada. Setelah dilahirkan lalu meninggal, apakah dia masih ada? Kembali menjadi tidak ada. Kalau begitu orang ini sesungguhnya ada atau tidak? Masih hidup. Tidak ada juga tidak tiada, merupakan keberadaan di tengah ketiadaan. Sama seperti udara atau bakteri, di tengah udara, apakah tidak ada benda-benda ini? Dia ada. Menurutmu, apakah dia ada? Akan tetapi, kamu tidak kelihatannya. Adalah keberadaan di tengah ketiadaaan. Di dunia barat pun demikian. Maksud dari dunia barat juga demikan, yaitu di Alam Sukhavati pun juga demikian, terbentuk dari imajinasi, karena ini merupakan kekuatan tekad Buddha Amitabha, adalah sebuah “stasiun transit” yang bisa membuatmu benar-benar mencapai Kebuddhaan. Akan tetapi, stasiun transit ini sangat luar biasa, jika kamu sudah bisa sampai di stasiun transit ini, maka setidaknya kamu tidak akan bertumimbal lahir di enam alam lagi. Oleh karena itu, sangat tidak mudah untuk naik ke sana. Saya tidak tahu, apakah kalian sekarang bisa merasakannya? Kalian sudah menekuni Dharma mengikuti Master bertahun-tahun lamanya, tahukah kalian, jika setelah kamu meninggal, apakah kalian percaya kalau jiwa kalian bisa pergi ke Surga atau turun ke bawah, seperti benar-benar menderita, atau benar-benar berbahagia? Ini benar-benar nyata. Kalian jangan bercanda. Saya berkali-kali memberitahu kalian bahwa ini benar adanya. Jangan sampai setelah kalian meninggal nanti, kalian baru mempercayai kebenaran ucapan Master, kalau begitu sudah terlambat. Contoh sederhana: orang-orang mengatakan, setelah mendapatkan paspor Australia, maka pergi ke setiap negara lain sudah tidak perlu visa, lalu kamu percaya. Sekarang ada orang yang memberitahu kamu kalau, “Pengguna paspor Australia bila pergi ke negara tertentu tetap perlu visa”. Meskipun kamu belum pergi ke negara itu, akan tetapi apakah sekarang kamu perlu visa? Orang itu sudah memberitahu kamu, bukankah berarti kamu harus berusaha keras untuk mengurusnya? Tunggu setelah visa kamu keluar, maka setibanya di negara itu, meski tidak diperiksa, tetapi hatimu akan merasa tenang. Jika kamu tidak punya visa, lalu tiba di sana, akan ditahan oleh pihak imigrasi. Paham? Bukan berarti kamu mengatakan dirimu tidak melihatnya, kamu tidak pernah mempraktikkannya, kamu tidak mengetahuinya, lalu hal ini bisa menjadi tidak ada, ini adalah suatu pemahaman yang salah. Oleh karena itu, Alam Sukhavati merupakan kenyataan, namun juga merupakan bayangan imajinasi. Seperti kita setiap orang hidup di dunia ini, saat kita membuka mata, bisa melihat lingkungan sekitar secara nyata; saat kita memejamkan mata, kita pun melihat khayalan dari dunia ini. “Bayangan imajinasi” adalah suatu keadaan yang terbentuk dari pemikiran kita. Misalnya, banyak orang jika di siang hari berpikir untuk melakukan suatu hal, namun pada kenyataannya tidak tercapai, maka malam hari dalam mimpinya, dia bisa melakukannya, ini adalah bayangan imajinasinya. “Kenyataan” – dunia nyata, adalah tempat atau keadaan yang di mana keseharian nyata kamu berlangsung di dunia ini. Oleh karena itu, harus membina diri baik dalam dunia nyata maupun dalam imajinasi. Dengan kata lain, kita dalam keadaan nyata, di pagi hari, saat kita sedang dalam keadaan sadar, kita melafalkan paritta, kita membina pikiran, juga dalam keseharian kita, harus membina konsep pemikiran diri sendiri. Misalnya, kita tidur setiap hari sama seperti meninggal satu kali, saat tidur, bukan tubuhmu yang sedang beraktivitas, melainkan jiwamu yang sedang beraktivitas, justru kita harus membina kesadaran spiritual jiwa ini, juga harus membina kesadaran spiritual yang nyata dalam keseharian hidup di dunia ini, maka disebut sebagai “membina kesadaran dalam kenyataan- realita dan khayalan – imajiner”.
Kalian harus memahami bahwa pada dasarnya, tidak ada kelahiran juga tidak ada kematian. Di dunia ini tiada kelahiran dan tiada kematian, pada dasarnya tidak ada sesuatu apapun yang terjadi. Karena Konfusius mengatakan: “Jika tidak mengetahui kelahiran, mana mungkin mengetahui kematian.” Coba kalian pikirkan, bagaimana kalian bisa terlahir? Apakah kalian tahu bagaimana kalian dilahirkan? Tunggu setelah kalian sudah dilahirkan dan memiliki kesadaran sendiri, maka kalian sudah menjadi seorang ayah atau ibu. Banyak orang yang setelah dilahirkan hanya memiliki ibu, tidak punya ayah, karena ayahnya sudah meninggal sebelumnya. Ada juga orang yang setelah dilahirkan, bahkan tidak memiliki ayah dan ibu, hanya terbungkus selimut di tengah salju, kemudian dipungut dan dibesarkan orang lain, oleh karena itu, dia tidak memiliki ayah dan ibu. Apakah setiap orang di sini tahu bagaimana kamu dilahirkan? Maka tunggu kalian memahami bahwa diri kalian adalah seorang manusia, perlahan-lahan mulai memahami segalanya, namun pada kenyataannya kalian tidak mengetahui apa-apa, karena kalian telah melupakan segalanya tentang masa lalu kalian. Oleh karena itu dikatakan, “tiada kelahiran juga tiada kematian, juga tiada akhir dari kelahiran dan kematian, tiada apapun yang didapatkan” – kita tidak mendapatkan apapun. Maka ketahuilah, bahwa di dunia ini pada dasarnya tidak ada kejadian apapun, inilah sifat dasar yang seperti semula. Yang kita pelajari adalah sifat dasar semula yang sesungguhnya.
Asalkan memahami bahwa manusia merupakan perubahan semu dan nyata, kamu baru bisa membina sifat Kebuddhaan. Apa maksudnya? Yakni hanya dengan mengetahui bahwa manusia merupakan perubahan dari semu dan nyata, jadi bisa menjadi semu juga bisa nyata, sepertinya ada dan sepertinya tiada. Misalnya, hari ini sepertinya saya sudah melakukan hal ini, tetapi setelah dipikir-pikir, ternyata saya tidak melakukannya; sepertinya saya pernah mengatakan hal ini, namun jika dipikir dengan lebih cermat, ternyata hari ini saya tidak mengatakan kalimat ini. Banyak orang tidak mengenal benda ini, beranggapan bahwa dunia ini adalah benda yang benar-benar nyata. Misalnya, siang hari ini kamu sudah makan siang, lalu saat kembali ditanya, apa yang kamu makan kemarin siang? Kamu sudah kurang ingat, ini berarti semu atau palsu, sepertinya sudah makan. Oleh karena itu, banyak dokter psikolog saat mengobati pasiennya, akan bertanya: “Dua hari yang lalu, kamu ada di mana?” Kamu tidak bisa menjawabnya. Dia memberitahu kamu: “Dua hari yang lalu kamu berada di rumah, tahukah kamu?” Kamu begitu mengingat, benar, saya ada di rumah. Akan tetapi jelas-jelas kamu berada di luar, lalu mengapa yang kamu ingat sedang berada di rumah? Karena ini adalah mythomania yakni saat orang lain berpendapat kalau kamu demikian, maka kamu sendiri juga berpendapat kalau dirimu begitu. Karena manusia semuanya memiliki kekurangan ini. Maka banyak orang tidak mengetahui bahwa manusia adalah perubahan imajiner di antara semu dan nyata. Oleh karena itu, orang-orang percaya bahwa benda yang nyata memang benar-benar nyata, namun sesungguhnya asalkan kamu mengubah benda yang palsu ke dalam pikirannya, maka dia tetap bisa menganggap benda yang palsu atau tidak nyata ini sebagai benda yang nyata. Inilah mengapa bisa ada begitu banyak orang yang tertipu.
Oleh karena itu, banyak orang dengan menggunakan pemikiran imajinatifnya, lalu bisa menghilangkan kesakitannya. Misalnya, ada anak gadis yang pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter psikolog, dia berkata: “Saya diperkosa orang, jika teringat saya merasa sangat menderita.” Psikolog berkata kepadanya, “Masalah ini sama sekali tidak ada, itu semua hanyalah khayalan kamu saja, tahukah kamu? Coba kamu pikirkan, kamu mengatakan kalau dua hari yang lalu kamu telah diperkosa, kalau begitu di mana kamu berada dua hari yang lalu?” Terlebih dahulu mengatakan hal yang nyata, “Kamu pagi hari ada di mana?” “Pagi hari saya berada di sekolah.” “Biasanya saat sekolah di siang hari, kamu ada di mana?” “Saya pergi makan.” “Sorenya?” “Saya kembali sekolah. Pukul 3 sore baru pulang sekolah.” Benar. “Kalau begitu, saya tanya kamu, biasanya di malam hari, apa yang kamu lakukan?” “Saya di rumah.” “Kalau begitu, dua hari yang lalu bagaimana kamu bisa diperkosa orang? Ini hal yang tidak ada, sama sekali tidak terjadi.” “Eh? Tetapi seperti benaran.” “Benar, kamu menderita mythomania.” Dokter membantu anak perempuan ini menguraikan penyakit dalam pikirannya. Dia merasa ini adalah sesuatu yang dia pikirkan sendiri, tidak ada kejadian seperti ini. Akan tetapi anak gaids ini sudah berada di antara dunia yang semu dan nyata. Mengapa orang-orang bisa percaya mendengar hal yang tidak benar? Karena dia sebentar percaya pada yang ini, namun tidak lama kemudian percaya yang itu; sebentar memahami kalau hal ini bagus, namun tidak lama kemudian, dia tidak mengerti mengapa ini bagus. Sama seperti anak kecil. Seperti kalian murid-murid ini, hari ini belajar dengan Master, “Aduh, saya benar-benar mengerti, semuanya sudah mengerti”. Begitu pulang ke rumah dan menceritakannya dengan orang lain, kamu kembali kebingungan. Oleh karena itu, manusia pun akan menerima perubahan di antara semu-palsu dan nyata.
Membantu orang lain mengatasi hal yang tidak baik, dengan menggunakan cara untuk mengatasi mythomania, kemudian dengan menggunakan satu konsep pemikiran baik yang lain untuk menambal pemikiran imajinatifnya. Kalau dulu, tahukah kalian? Jika orang ini ditangkap, lalu kamu menyuruhnya mengaku, dia tidak akan mau. Akan tetapi, kamu bisa mencari seorang ahli psikologis untuk berbicara dengannya, sampai pada akhirnya dia akan menangis tersedu-sedu, lalu mengatakan semua yang diketahuinya. Misalnya, penjahat menawan orang-orang, lalu dia berkata, “Saya ingin bicara dengan kalian”, pada saat ini ahli negosiasi akan pergi berunding. Sesungguhnya, mereka adalah ahli psikologis yang sangat bagus, saat dia berbicara denganmu, dia bisa mengendalikan pemikiranmu. Maka ketahuilah bahwa manusia adalah perpaduan imajinatif semu dan nyata, kamu bisa menemukan kenyataan di tengah kepalsuan. Sudah jelas hidup ini sangat singkat, akan tetapi saya harus bisa di dalam kehidupan yang singkat ini menemukan sifat dasar yang nyata, baru bisa memahami rupa yang semula.
Tathagata-dhātu “Zhen Ru Fa Jie”, tiada awal, tiada akhir, tidak akan memiliki awal dan akhir. Apakah yang disebut sebagai “zhen ru fa jie”? Seorang praktisi Buddhis sejati menekuni Dharma sampai pada akhirnya tiada awal juga tiada akhir. Karena dia tidak memiliki kelahiran, juga tiada kematian, tiada awal, juga tiada akhir. Kita orang-orang yang menekuni Dharma dengan baik, dia selamanya akan hidup di dalam hati orang-orang, dia selamanya tidak akan meninggal. Meskipun tubuh raganya sudah meninggal, akan tetapi jiwanya di Alam Surga bisa terus menjadi Bodhisattva. Saya ingin kalian membina diri sampai mencapai hal ini. Meskipun kalian juga tetap harus menjaga tubuh badaniah ini dengan baik, akan tetapi raga ini bisa dijaga berapa tahun? Semuda apapun kamu, tetap akan meninggal, setua apapun kamu, juga tetap akan mati. Akan tetapi setelah pembinaanmu berhasil, jiwamu harus naik ke atas baru bisa tiada awal dan tiada akhir.